BAB 1
PENDAHULUAN
A. LATAR
BELAKANG
Sistem integumen/sistem penutup
tubuh (covering) adalah suatu sistem penyusun tubuh suatu makhluk hidup yang
berhubungan langsung dengan lingkungan luar. Fungsinya antara lain sebagai
pelindung, penerima rangsang dari luar/eksteroreseptor, respirasi,
ekskresi,termoregulasi dan osmoregulasi/homeostatis.
Fungsi lain :
1. Sebagai tempat cadangan
makanan Lemak pada hewan yang hidup di daerah 4 musim
2. Sebagai alat nutrisi /
kelenjar susu, pada mammalia
3. Sebagai alat gerak, sayap
pada burung, sirip pada ikan,selaput renang pada katak.
4. Sebagai tempat
pembentukan vitamin D.
Sistem integumen adalah sistem organ
yang membedakan, memisahkan, melindungi, dan menginformasika hewan terhadap
lingkungan sekitarnya. Sistem ini seringkali merupakan bagian sistem organ yang
terbesar yang mencakup kulit, rambut, bulu, sisik, kuku, kelenjar keringat dan
produknya (keringat atau lendir). Kata ini berasal dari bahasa Latin "integumentum",
yang berarti "penutup".
Secara ilmiah kulit adalah lapisan terluar yang terdapat diluar jaringan yang
terdapat pada bagian luar yang menutupi dan melindungi permukaan tubuh, kulit
merupakan organ yang paling luas permukaan yang membungkus seluruh bagian luar
tubuh sehingga kulit sebagai pelindung tubuh terhadap bahaya bahan kimia.
Cahaya matahari mengandung sinar
ultra violet dan melindungi terhadap mikroorganisme serta menjaga keseimbangan
tubuh.misanya menjadi pucat, kekuning-kunigan, kemerah-merahan atau suhu kulit
meningkat.Ganguan psikis juga dapat mengakibatkan kelainan atau perubahan pada
kulit misanya karna stres, ketakutan, dan keadaan marah akan mengakibatkan
perubahan pada kulit wajah.
B.
IDENTIFIKASI MASALAH
a. Apakah
struktur sisem integument?
b. Apakah
Jaringan Penunjang sistem integument?
c. Bagaimanakah
hubungan suhu tubuh dengan sistem integumet?
d. Bagaimanakah
hubungan sitem reproduksi dengan sitem integument?
C. TUJUAN
PENULISAN
Adapun tujuan dalam pembuatan makalah ini adalah :
a. Mengetahui
struktur sisem integument.
b. Mengetahui
Jaringan Penunjang sistem integument.
c. Mengetahui
hubungan suhu tubuh dengan sistem integument.
d. Mengetahui
hubungan sitem reproduksi dengan sitem integument.
D. MANFAAT
PENULISAN
Informasi yang diperoleh dari penulisan
makalah ini dapat bermanfaat dan menambah pengetahuan
atau informasi bagi mahasiswa/i serta penulis sehingga menjadi lebih mengerti.
BAB II
PEMBAHASAN
SISTIM INTEGUMEN
. Merupakan organ terbesar, tertipis, & sangat penting (vital,
diverse, complex, extensive)
2. Mampu memperbaiki sendiri (self-repairing) & mekanisme
pertahanan tubuh pertama (pembatas antara lingkungan luar tubuh dg dalam tubuh)
3. Pd orang
dewasa: luas=1,6-1,9 m2; tebal= 0,05-0,3cm
Fungsi :
a. PELINDUNG; dari kekeringan, invasi mikroorganisme, sinar ultraviolet, &
gangguan mekanik, kimia, atau suhu
b. PENERIMA SENSASI; sentuhan, tekanan, nyeri, & suhu
c. PENGATUR SUHU; menurunkan kehilangan panas saat suhu dingin &
meningkatkan kehilangan panas saat suhu panas
d. FUNGSI METABOLIK; menyimpan energi melalui cadangan lemak; sintesis
vitamin D
e. EKSKRESI & ABSORPSI.
Kulit :
1. Kulit merupakan organ tubuh yang terletak paling luar dan membatasinya dari
lingkungan hidup manusia.
2. Kulit merupakan organ yang esensial dan vital serta merupakan cermin
kesehatan dan kehidupan
Fungsi Utama:
1.
Sebagai pelindung (proteksi)
2. Sebagai eksteroreseptor
3.
Sebagai alat ekskresi
4.
Sebagai alat osmoregulasi / homeostasis
5.
Sebagai alat thermoregulasi
6. Sebagai alat pernafasan / respirasi
Fungsi lain :
- Sebagai tempat cadangan makanan. Lemak pada hewan yang hidup di daerah 4 musim
- Sebagai alat nutrisi / kelenjar susu, pada mammalia
- Sebagai alat gerak, sayap pada burung, sirip pada ikan, selaput renang pada katak.
- Sebagai tempat pembentukan vitamin D, pada manusia dengan bantuan sinar matahari
1.
Fungsi proteksi
Kulit
menjaga bagian dalam tubuh terhadap gangguan fisis atau mekanis, misalnya
tekanan, gesekan, tarikan, gangguan kimiawi terutama yang bersifat iritan;
lisol, karbol, asam dan alkali kuat, gangguan yang bersifat panas; radiasi,
sengatan UV, gangguan infeksi luar; kuman/bakteri, jamur
Hal di atas
terjadi karena adanya bantalan lemak, tebalnya lapisan kulit dan serabut
jaringan penunjang yang berperan sebagai pelindung terhadap gangguan fisis.
2.
Fungsi absorbsi
Kulit yang
sehat tidak mudah menyerap air, larutan dan benda padat, tapi cairan yang mudah
menguap lebih mudah diserap. Permeabilitas kulit terhadap O2, CO2
dan uap air memungkinkan kulit ikut mengambil bagian pada fungsi respirasi.
3.
Fungsi persepsi
Kulit
mengandung ujung-ujung saraf sensorik di dermis dan subkutis. Terhadap
rangsangan panas diperankan oleh badan ruffini di dermis dan subkutis.
Terhadap dingin diperankan oleh badan krause yang terletak di dermis. Badan
taktil meissnerr terletak di papila dermis berperan terhadap rabaan.
Terhadap tekanan diperankan oleh badan vater paccini di epidermis
4.
Fungsi ekskresi
Kelenjar
kulit mengeluarkan zat-zat yang tidak berguna lagi atau sisa metabolisme dalam
tubuh; NaCl, urea, as urat dan ammonia. Sebum yang diproduksi melindungi kulit
juga menahan evaporasi air yang berlbhan sehingga kulit tidak menjadi kering.
Produksi kelenjar lemak dan keringat di kulit menyebabkan keasaman kulit pd pH
5-6,5
5.
Fungsi pengaturan suhu tubuh
Kulit
melakukan peranan ini dengan cara mengeluarkan keringat dan mengerutkan otot /
kontraksi pembuluh darah kulit. Kulit kaya akan pembuluh darah sehingga
memungkinkan kulit mendapat nutrisi yang cukup baik.
6.
Fungsi pembentukan pigmen
Sel pembtk
pigmen/melanosit terletak di lapisan basal dan sel ini berasal dari rigi saraf.
Jumlah melanosit menentukan warna kulit ras maupun individu. Warna kulit tidak
sepenuhnya dipengaruhi oleh pigmen kulit melainkan juga oleh tebal tipisnya
kulit, reduksi Hb, oksi Hb dan karoten.
7.
Fungsi keratinisasi
Proses berlangsung 14-21 hari sebagai perlindungan terhadap infeksi secara
mekanis fisiologik
8.
Fungsi pembentukan vitamin D
Dengan
mengubah 7-dihidroksi kolesterol dengan bantuan sinar matahari.
Tiga (3) lapisan utama kulit :
1. Lapisan
epidermis/ kutikel
2. Stratum korneum / lapisan tanduk
3. Stratum lusidum
4. Stratum spinosum / stratum malphigi / pickle cell layer
5. Stratum basale / germinativum
6.
Lapisan dermis/ korium, kutis
vera, true skin
Pars papilare
Pars retikulare
Lapisan
subkutis/ hipodermis
Gambar Kulit
tebal & Kulit tipis
Gambar Penampakan Histologi Kulit tebal & Kulit
tipis
STRATUM KORNEUM / LAPISAN TANDUK :
1. Lapisan kulit yang paling luar
2.Terdiri atas beberapa lapis sel-sel gepeng yang mati
3. Tidak berinti
4. Protoplasmanya telah berubah menjadi keratin/zat tanduk
5.Terdiri dari 15-30 lapisan sel keratin
STRATUM LUSIDUM
1. Terdapat langsung di bawah lapisan korneum
2. Lapisan sel
terang
3. Lapisan sel gepeng tanpa inti
4.
Protoplasma yang berubah
menjadi protein (elerdin)
5. Hanya ada
pada kulit yang tebal, tampak lebih jelas di
telapak tangan dan kaki
STRATUM GRANULOSUM/ LAPISAN KERATOHIALIN
1. Terdiri dari 2-3 lapisan sel gepeng
2.
Grainy (lapisan bulir padi)
3.
Sitoplasma berbutir kasar
(keratohialin), terdapat inti diantaranya.
4.
Juga tampak jelas di telapak
tangan dan kaki.
STRATUM SPINOSUM/ STRATUM MALPHIGI/ PICKLE CELL LAYER
1. Terdiri dari 5-8 lapisan
- Lapisan yang paling tebal (0,2 mm)
- Sel berbentuk poligonal yang besarnya berbeda-beda karena adanya proses mitosis.
- Terdapat sel langerhans
- Lapisan ini memproduksi keratin
- Keratin merupakan protein yang tidak larut air – menjaga kelembaban kulit
STRATUM BASALE
1. Lapisan epidermis yang paling dalam, berkontak dengan dermis
- Terdiri atas sel-sel berbentuk kubus/kolumnar
- Terdiri dari sel pembentuk melanin yang mengandung pigmen.
- Sel-sel basal mengadakan mitosis dan berfungsi reproduktif
Lapisan Dermis Kulit :
1. Lapisan dermis/ korium, kutis vera, true skin :
a. Berisi 3
jenis jaringan : Kolagen dan
serat elastis, Otot, Saraf
b. Mendapat suplai
darah dan saraf
c. Lapisan di bawah epidermis yang jauh lebih tebal daripada epidermis.
d. Sensori aparatus: sentuhan, tekanan, temperatur, nyeri.
e. Terdiri dari 2 bagian :
1.
Pars Papilare : bagian yang
menonjol ke epidermis, berisi ujung serabut saraf dan pemb.darah
2.
Pars Retikulare : banyak
mengandung jaringan ikat, folikel rambut, pembuluh darah, saraf, kolagen.
Perbedaan
Kulit tebal & tipis :
1. Kulit tipis ® kulit yang
menutupi sbgn besar permukaan tubuh
- Kulit tebal ® kulit yang menutupi telapak tangan & kaki
Warna kulit
Warna kulit disebabkan oleh :
- warna pigmen
- warna fisis (pembiasan, pemantulan, penguraian cahaya) contoh sel-sel pigmen / kromatofor :
a)
melanofor, pigmen melanin, warna
coklat-hitam
b)
xanthofor, pigmen warna kuning
c) eritrofor, pigmen warna merah
d)
guanofor, disebut juga iridosit,
karakteristik pada amfibi, ikan, reptil.
Pada vertebrata, warna berfungsi sebagai :
1. Perlindungan
2. Menarik perhatian (peringatan, daya tarik
seksual)
3.
Mengontrol absorpsi panas dan pemeliharaan
4. Melindungi sistem saraf atau gonad dari cahaya
5. Mengontrol
sintesis vitamin D
a. Penentu
dasar warna kulit : kuantitas melanin yang tersimpan di dalam sel epidermis
c. Melanosit: mengubah asam amino tyrosin menjadi pigmen melanin coklat
kehitaman yang diatur oleh enzim tyrosinase.
d. Konversi
tyrosin mjd pigmen tgtg pd :
(1) gen/ keturunan , (2) paparan cahaya matahari, (3) hormon ACTH
(1) gen/ keturunan , (2) paparan cahaya matahari, (3) hormon ACTH
e. Pd keadaan
ttt yg bersifat sementara, warna kulit berubah oleh perubahan volume darah yg
melalui kapiler kulit & jumlah hemoglobin yg teroksigenasi
Melanosit :
1. Mampu
memproduksi pigmen coklat, melanin
2. Melanindapat menyerap sinar ultraviolet
(UV)
3. Sinar UV light berisi energi tinggi foton yang dapat merusak DNA – mutasi
4. Melanin dapat mencegah kerusakan DNA, membantu mencegahkanker kulit
Pigmentasi pada kulit
a.Pada stratum germinativum dari epidermis terdapat butir-butir melanin.
b.Fungsi melanin untuk melindungi tubuh dari bahaya sinar UV.
c. Proses pembentukan melanin :
a.Pada stratum germinativum dari epidermis terdapat butir-butir melanin.
b.Fungsi melanin untuk melindungi tubuh dari bahaya sinar UV.
c. Proses pembentukan melanin :
Kelenjar pada Kulit
1. Terdiri dari kelenjar keringat dan kelenjar
sebaseus/ kelenjar minyak
2. Kelenjar keringat terbagi atas :
3. Kelenjar Ekrin
4. Kelenjar apokrin
a). Kelenjar
Ekrin
1. Kelenjar
kecil-kecil, letaknya dangkal, di lapisan dermis, bermuara di permukaan kulit.
2. Sekret encer
± 1,5 lt/24 jam
3. Udara panas dan kering, ± 6 lt/24 jam
4. Sekresi kelenjar ekrin dipengaruhi oleh
stres emosional, faktor paanas dan saraf simpatis
5. Fungsinya untuk pengeluaran keringat, pengaturan suhu tubuh
6. Sekresinya
disebut keringat / sudor
7. Secara
histologis tergolong tipe tubuler bergelung dan mirokrin
8. Berfungsi
sebagai alat ekskresi membantu ginjal, thermoregulasi
9. Pada
Carnivora sudah sangat tereduksi, pada Cetacea, Sirenia, beberapa Insectivora
tidak ada.
b). Kelenjar
Apokrin
1.
Terletak lebih dalam, sekresi
lebih kental
2.
Banyak terdapat pada axila,
areola mamae, pubis, dan saluran telinga luar
Fungsi belum jelas
Kelenjar
Seruminosa
1. Terdapat pada telinga luar, dimana kelenjar keringat berubah menjadi
kelenjar ceruminose
2. Bekerjasama dengan kelenjar sebasea (lemak) untuk menghasilkan serumen
(kotoran telinga)
Kelenjar
Mamae
Pada mamalia terdapat kelenjar
susu.
1. Secara histologis berbentuk tubuler majemuk dan sekresinya termasuk
kelenjar apokrin.
2. Muara kelenjar susu biasanya berhubungan dengan pangkal rambut.
3. Kelenjar susu pada mammalia umumnya berkelompok pada daerah tertentu yang
disebut kelenjar mammae (breast) yang memperlihatkan adanya puting
susu(teat/nipple).
4.
Kelenjar susu berdasarkan
letaknya dapat dibedakan menjadi :
1. axillar : Galeophithecus
2. thoracal : Manusia / Kera
3. abdominal : Ungulata
4. inguinal : Cetacea
1. axillar : Galeophithecus
2. thoracal : Manusia / Kera
3. abdominal : Ungulata
4. inguinal : Cetacea
Pada manusia terdapat anomali
yang menggambarkan keadaan primitif dengan adanya puting-puting ekstra seperti
:
1. hyperthelia : banyak sekali puting susu
2. hypermatisme : kebanyakan mammae
Kelenjar
Sebasea (Kelenjar Minyak)
1.Sekresinya
disebut sebolina
2.Secara
histologis tergolong tipe alveolar/aciner bergelung dan holokrin berfungsi
sebagi proteksi
3.Terdapat di
seluruh permukaan kulit kecuali di telapak tangan dan kaki
4.Terletak di
samping akar rambut, bermuara pada folikel rambut
5.Fungsi :
memberi lapisan lemak, bakteriostatik, menahan evaporasi
6.Masa remaja
kelenjar sabasea lebih produktif.
Kelenjar
yang tidak umum pada mamalia:
- Kelenjar bau (scant gland), pada cecurut, terdapat pada sekitar anus, berperaan dalam kehidupan kelamin
- Kelenjar meiboom, terdapat pada kelopak mata kelenjar lakrimal, pada kelopak mata
Rambut :
1.
Terdiri dari akar rambut dan
batang
2. Menutupi hampir seluruh permukaan tubuh
3.
Diproduksi oleh folikel rambut
4.
Terbentuk pada fetus usia 3
bulan
5.
Merupakan derivat epidermis
6. Fungsi utama :
a) isolator, thermoregulator
b) sebagai organ indera, dengan adanya anyaman-anyaman akhiran saraf, contoh :
vibrissae / rambut sinus
Perbedaan warna rambut disebabkan :
1) terdapat vakuola dan pigmen, warna muda – tua
2) terdapat banyak vakuola dan tidak terdapat pigmen, warna putih perak
3) terdapat banyak sekali vakuola dan tidak terdapat pigmen, uban
1. Terdiri dari akar rambut dan batang
2. Menutupi hampir seluruh permukaan tubuh
3. Diproduksi oleh folikel rambut
Siklus
pertumbuhan rambut:
1. Fase Anagen/pertumbuhan : 2-6 tahun dengan kecepataan tumbuh 0,35 mm/hari
2. Fase Telogen/istirahat : beberapa bulan
3. Fase Katogen : fase diantara kedua fase
Pada saat 85% mengalami fase anagen, 15 % mengalami fase telogen
Gambar Siklus
Pertumbuhan Rambut
Kuku :
1. Bagian terminal lapisan tanduk yang menebal
2. Akar kuku : bagian yang terbenam kulit jari
3. Badan kuku : bagian di atas jaringan lunak ujung jari
4. Tumbuh : 1 mm/minggu
Fungsi : melindungi jari tangan
Gambar Penampang melintang dan
membujur kuku
JENIS
PENYAKIT PADA SISTEM INTEGUMEN
1.KUDIS (Scabies)
Merupakan penyakit dengan gejala
gatal (lebih pada malam hari). Sering muncul di tempat-tempat lembab di tubuh
seperti misalnya, tangan, ketiak, pantat, kunci paha dan kadang di sela jari
tangan atau kaki.
Pencegahan :
a. Pencegahan Primordial
Menerapkan perilaku hidup bersih
b. Pencegahan Primer
Menjaga kebersihan
kulit,
c. Pencegahan Sekunder
Dengan obat anti jamur
yang dijual di pasaran, dan dapat juga diobati dengan obat-obatan tradisional seperti daun sirih
yang dicampur dengan kapur sirih dan dioleh pada kulit
yang terserang Panu.
d. Pencegahan Tersier
Penyakit panu dapat tertular melalui kontak secara
tidak langsung, misalnya dari sprei, baju, handuk, atau benda apapun yang terkontak
sama halnya dengan penyakit scabies. Oleh karena itu perlu isolasi bagi
penderita panu agar tidak menularkannya ke orang lain. Caranya dengan menjaga
kebersihan terutama benda-benda yang dipakai oleh penderita.
Tanda dan
Gejala Kudis
Ketika seseorang
menderita penyakit kudis untuk pertama
kalinya, akan memakan waktu empat sampai enam minggu untuk kulit bereaksi.
Gejala yang paling umum adalah:
1. Rasa gatal,
terutama pada malam hari
2. Bentol /
bintil merah sepertijerawat
3. Kulit lecet
atau melepuh
4. Kulit luka
yang disebabkan oleh garukan
2. PANU
(Tenia Vesticolor)
Panu atau Tinea versicolor merupakan
salah satu penyakit kulit yang disebabkan oleh jamur. Penyakit panau ditandai oleh bercak yang terdapat
pada kulit disertai rasa gatal pada saat berkeringat. Bercak-bercak ini bisa
berwarna putih, coklat atau merah tergantung kepada warna kulit penderita. Beda
halnya dengan jerawat yang terlihat menonjol di kulit, panu justru tidak
menonjol dan biasanya akan terasa gatal apalagi bila terkena keringat. Jamur
yang menyebabkan panau adalah Candida albicans.
Pencegahan :
a. Pencegahan Primordial
Menerapkan perilaku hidup bersih
b. Pencegahan Primer
Menjaga kebersihan kulit.
c. Pencegahan Sekunder
Dengan obat anti jamur yang dijual di pasaran,
dan dapat juga diobati dengan obat-obatan tradisional seperti daun sirih yang
dicampur dengan kapur sirih dan dioleh pada kulit yang terserang Panu.
d. Pencegahan Tersier
Penyakit panu dapat tertular melalui kontak secara
tidak langsung, misalnya dari sprei, baju, handuk, atau benda apapun yang
terkontak sama halnya dengan penyakit scabies. Oleh karena itu perlu isolasi
bagi penderita panu agar tidak menularkannya ke orang lain. Caranya dengan
menjaga kebersihan terutama benda-benda yang dipakai oleh penderita.
Tanda dan
Gejala Panu
Tanda dan gejala dari penyakit panu
biasanya akan timbul ruam kulit dalam berbagai ukuran dan warna, lalu di tutupi
oleh sisik halus dengan rasa gatal. Terkadang timbul tanpa adanya keluhan dan
hanya gangguan kosmetik saja. Warna-warna ruam kulit pada penyakit panu ini
tergantung dari pigmen normal kulit penderita, paparan sinar matahari dan
lamanya penyakit. Namun, terkadang warna ruam kulit sulit untuk dilihat. Tinea
versicolor dapat terjadi di mana saja seperti di permukaan kulit, lipat paha,
ketiak, leher, punggung, dada, lengan dan wajah.
3. KUSTA
Penyakit
Hansen atau Penyakit Morbus Hansen yang dahulu dikenal sebagai penyakit kusta
atau lepra adalah sebuah penyakit infeksi kronis yang sebelumnya,
diketahui hanya disebabkan oleh bakteriMycobacterium.
Pencegahan :
a. Pencegahan Primer
Pencegahan primer dilakukan pada kelompok orang sehat
yang belum terkena penyakit kusta dan memiliki risiko tertular karena berada di
sekitar atau dekat dengan penderita seperti keluarga penderita dan tetangga
penderita, yaitu dengan memberikan penyuluhan tentang kusta. Penyuluhan yang
diberikan petugas kesehatan tentang penyakit kusta adalah proses peningkatan
pengetahuan, kemauan dan kemampuan masyarakat yang belum menderita sakit
sehingga dapat memelihara, meningkatkan dan melindungi kesehatannya dari
penyakit kusta. Sasaran penyuluhan penyakit kusta adalah keluarga penderita,
tetangga penderita dan masyarakat(Depkes RI, 2005).
b. Pencegahan Sekunder
Sampai pengembangan dapson, rifampin, dan klofazimin pada 1940an,
tidak ada pengobatan yang efektif untuk kusta. Namun, dapson hanyalah obat
bakterisidal (pembasmi bakteri) yang lemah terhadap M. leprae.
Penggunaan tunggal dapson menyebabkan populasi bakteri menjadi kebal. Pada
1960an, dapson tidak digunakan lagi. Pencarian terhadap obat anti kusta yang
lebih baik dari dapson, akhirnya menemukan klofazimin dan rifampisin pada
1960an dan 1970an.
Tanda dan
Gejala
a. Tanda - tanda pada kulit, Rasa kesemutan,
tertusuk-tusuk dan
b. Bercak/ kelainan kulit yang merah atau putih di bagian tubuh
c. Bercak yang tidak gatal dan kulit mengkilap
d. Adanya bagian tubuh yang tidak berkeringat atau tidak berambut
e. Lepuh tidak nyeri, Adanya cacat dan luka yang tidak mau sembuh
f. Tanda-tanda pada saraf, Gangguan gerak anggota badan atau bagian muka.
b. Bercak/ kelainan kulit yang merah atau putih di bagian tubuh
c. Bercak yang tidak gatal dan kulit mengkilap
d. Adanya bagian tubuh yang tidak berkeringat atau tidak berambut
e. Lepuh tidak nyeri, Adanya cacat dan luka yang tidak mau sembuh
f. Tanda-tanda pada saraf, Gangguan gerak anggota badan atau bagian muka.
4.
DERMATITIS KONTAK
Peradangan
kulit yang akut atau kronik akibat terpajan iritan ( dermatitis iritan) atau
alergen (dermatitis alergik). Lokasi dermatitis di kulit sesuai dengan tempat
pajanan.
Penyebab :
a. Pencegahan primordial :
Cuci tangan secara rutin menggunakan sabun dapat
menjadi faktor penyebab DKI dan penyebab lain dapat berupa suhu, kelembaban,
maupun mikroorganisme seperti jamur. Kekeringan dan kondisi kulit yang kering
dapat menjadi faktor yang memperbesar kerentanan seseorang terhadap DKI.
b.Pencegahan primer :
Menghindari
pajanan.
c.Pencegahan sekunder
Kompres dengan air dingin untuk mengurangi peradangan,
rendam/mandi bubur gandum dengan bahan kimia yang menyejukkan dapat meredakan
penyakit. Antihistamin dapat digunakan untuk mengurangi gatal.
d.Pencegahan tersier
Penyakit dermatitis kontak adalah penyakit yang
disebabkan oleh suatu allergen seperti deterjen, oleh sebab itu penggunaan
sarung tangan dalam hak ini sangat diperlukan untuk menghindari kekambuhan
kembali.
Tanda dan
Gejala
Dapat ditandai dengan bercak eritemetosa yang berbatas
jelas kemudian diikuti edema, papulovesikel, vesikel atau bula. Vesikel atau
bula dapat pecah menimbulkan erosi dan eksudasi / basah, dapat bersifat akut
dan di tempat tertentu misalnya pada kelopak mata, penis skrotum, eritema dan
edema lebih dominan dari pada vesikel. Pada dermatitis kontak yang kronis
terlihat kurit kering, berskuama, papul, lekinifikasi dan mungkin juga fisur
dan batasnya tidak jelas.
5.
DERMATITIS ATOPIK
Gejala
kandidiasis dapat bervariasi tergantung pada daerah terpengaruh. Infeksi pada
vagina atau vulva dapat menyebabkan gatal parah, terbakar, nyeri, iritasi, dan
sebuah lapisan putih atau abu-abu tipis. Gejala-gejala ini juga hadir dalam
vaginosis bakteri lebih umum. Dalam sebuah penelitian tahun 2002 diterbitkan
dalam Journal of Obstetri dan Ginekologi, hanya 33 % wanita yang mandiri untuk
mengobati infeksi jamur sebenarnya mengalami infeksi ragi, sementara sebagian
besar telah baik vaginosis bakteri atau infeksi tipe campuran. Gejala infeksi
pada alat kelamin pria termasuk luka merata merah di dekat kepala penis atau di
kulup, gatal parah, atau sensasi terbakar. Kandidiasis pada penis juga dapat
memiliki cairan putih, meskipun jarang.
Pencegahan :
a. Pencegahan primordial
Segala jenis bahan kimia maupun larutan rumah tangga
dapat menyebabkan Dermatitis, apabila terpapar secara rutin dalam jangka
panjang. Cuci tangan secara rutin menggunakan sabun dapat menjadi faktor
penyebab Dermatitis dan penyebab lain dapat berupa suhu, kelembaban, maupun
mikroorganisme seperti jamur. Kekeringan dan kondisi kulit yang kering dapat
menjadi faktor yang memperbesar kerentanan seseorang terhadap Dermatitis.
b. Pencegahan primer
Menghindari iritan atau alergen.
c. Pencegahan
sekunder
Kompres dengan air dingin untuk mengurangi peradangan,
rendam/mandi bubur gandum dengan bahan kimia yang menyejukkan dapat meredakan
penyakit. Antihistamin dapat digunakan untuk mengurangi gatal. Steroid topikal
dosis rendah untuk mengurangi peradangan dan memungkinken penyembuhan.
d. Pencegahan
tersier
Penyakit dermatitis atopic adalah penyakit peradangan
kulit yang melibatkan perangsangan berlebih limfosit T dan sel mast sama halnya
dengan dermatitis kontak namun lebih parah seperti cuaca yang dingin, oleh
sebab itu menjauhkan diri dari allergen sangat diperlukan untuk menghindari
kekambuhan kembali.
Tanda dan
Gejala
Pada wajah, kulit kepala, daerah yang
tertutup popok, tangan, lengan, kaki atau tungkai bayi terbentuk ruam
berkeropeng yang berwarna merah dan berair.
Dermatitis seringkali menghilang pada usia 3-4 tahun, meskipun biasanya akan muncul kembali
Dermatitis seringkali menghilang pada usia 3-4 tahun, meskipun biasanya akan muncul kembali
6. AKNE
Penyakit peradangan kelenjar sebasea yang sering dijumpai
dan berkaitan dengan folikel rambut (disebut unit pilosebasea).Berbagai faktor. Penyebab acne sangat banyak
(multifaktorial), antara lain : genetik, endokrin (androgen, pituitary
sebotropic factor, dsb), faktor makanan, keaktifan dari kelenjar sebacea
sendiri, faktor psikis, musim, infeksi bakteri (Propionibacterium acnes),
kosmetika, dan bahan kimia lainnya.
Pencegahan :
a.Pencegahan primer
Penggunaan sabun antibakteri setiap mencuci muka pada
saat mandi dan menjelang tidur.
b.Pencegahan
sekunder
Pemberian obat topikal misalnya benzoid peroksida dan
asam retinoat (vitamin A, retin A) digunakan untuk mengeringkan dan
menglupaskan kulit.
Tanda dan Gejala Akne
Pada acne dapat timbul komedo
(sumbatan bahan tanduk dalam unit pilosebaseus); papula (komedo tertutup yang
pecah); pustula (bentukan padat yang mengalami perlunakan pada puncaknya,
dengan mengeluarkan nanah), nodul (dari komedo tertutup–penonjolan pada kulit
yang lebih besar dari papula), dan jaringan parut.
7. RUBEOLA (campak)
Suatu penyakit infeksi virus yang ditandai dengan ruam
makulopapulaaar eritematosa, mulai dari wajah, badan lalu ekstremitas. Bercak
koplik pada mulut 1-3 hari sebelum ruam.
Pencegahan :
a.Pencegahan
primordial :
Vaksin campak merupakan bagian dari imunisasi rutin
pada anak-anak. Vaksin biasanya diberikan dalam bentuk kombinasi dengan
gondongan dan campak Jerman (vaksin MMR/mumps, measles, rubella), disuntikkan
pada otot paha atau lengan atas.
Jika hanya mengandung campak, vaksin dibeirkan pada
umur 9 bulan. Dalam bentuk MMR, dosis pertama diberikan pada usia 12-15 bulan,
dosis kedua diberikan pada usia 4-6 tahun. Selain itu penderita juga harus
disarankan untuk istirahat minimal 10 hari dan makan makanan yang bergizi agar
kekebalan tubuh meningkat.
b. Pencegahan
primer :
Pencegahan penyakit ini dapat
dilakukan dengan beberapa cara berikut :
1. Mengenal lebih
dalam seluk-beluk penyakit ini.
2. Menjaga kondisi
fisik dan menghindari stres psikis.
3.Menjaga mutu gizi dan kondisi badan dengan baik.
4.Pencegahan dengan vaksinasi
menggunakan virus hidup yang telah dilemahkan pada usia 15 bulan
setelah kelahiran.
c. Pencegahan sekunder :
Pengobatan dengan antibiotic, Tidak ada pengobatan
khusus untuk campak. Anak sebaiknya menjalani istirahat. Untuk menurunkan
demam, diberikan asetaminofen atau ibuprofen. Jika
terjadi infeksi bakteri, diberikan antibiotik.
d. Pencegahan tersier :
Pada penderita campak untuk menghindari bertambah
parahnya campak atau untuk menghindari suatu kecacatan, penderita sebaiknya
selama masih menderita penyakit campak berdiam diri di rumah (dalam artian
banyak-banyak istirahat).
Tanda dan
Gejala
1. Letih lesu,
mata berair dan meradang, filek serta batuk. Gejala awal ini mirip sekali dengan
batuk filek biasa.
2. Muncul demam
yang tinggi , demam bisa mencapai 40 derajat Celcius atau lebih dan kaadaan ini
biasanya berlangsung selama 3 sampai dengan 5 hari.
3. Timbul
bercak-bercak (bintikl-bintik) berwarna merah di badan, bercak dalam campak
berbeda dengan bercak pada sakit cacar. Bercak timbul pertama kali di bagian
belakang telinga, lalu ke bagian wajah, leher dan tangan dan akhirnya bercak
menyebar ke seluruh bagian tubuh dan kaki. Saat bercak berwarna kemerahan
muncul demam biasanya masih dirasakan penderita sampai dengan 2 hari
sesudahnya. Dalam waktu 3 sampai dengan 4 hari bercak ini akan menghilang
dengan sendirinya dan berubah warna menjadi kecoklatan.
8. HERPES
ZOASTER
Merupakan
radang kulit akut yang menyerang kulit dan mukosa. Kelainan ini merupakan
reaktifasi virus yang terjadi setelah infeksi primer dari virus Varicella
Zoster.Virus (VZV).
Pencegahan :
a.Pencegahan
primordial :
Untuk mencegah herper zoster, salah satu cara yang
dapat ditempuh adalah pemberian vaksinasi.Vaksin berfungsi untuk meningkatkan
respon spesifik limfosit sitotoksik terhadap virus tersebut pada pasien
seropositif usia lanjut.Vaksin herpes zoster dapat berupa virus herpes zoster
yang telah dilemahkan atau komponen selular virus tersebut yang berperan sebagai
antigen. Penggunaan virus yang telah dilemahkan telah terbukti dapat mencegah
atau mengurangi risiko terkena penyakit tersebut pada pasien yang rentan, yaitu
orang lanjut usia dan penderita imunokompeten, serta imunosupresi.
b.Pencegahan
primer :
Pencegahan penyakit ini dapat dilakukan dengan
beberapa cara berikut :
1. Mengenal
lebih dalam seluk-beluk penyakit ini.
2. Menjaga
kondisi fisik dan menghindari stres psikis.
3. Menjaga mutu gizi dan kondisi badan dengan baik.
4. Imunisasi pasif.
c. Pencegahan sekunder :
Pengobatan penyakit ini dapat dilakukan dengan
beberapa cara untuk mengurangi rasa nyeri dapat diberi analgetik. Sebaiknya,
diusahakan agar gelembung-gelembung tidak pecah dan untuk mengurangi rasa gatal
diberikan bedak salsil 2% atau bedak kalamin. Bila gelembung pecah atau basah
dapat diberikan kompres larutan antiseptik. Apabila terjadi infeksi sekunder
dapat diberikan krim antibiotik lokal.
Tanda dan
Gejala
Tandanya adalah timbulnya bulatan-bulatan kecil berisi
cairan bening. Cairan ini bila pecah dan dibiarkan sampai kering akan terlihat
seperti koreng. Karena penyakit herpes merupakan penyakit yang mudah menular,
maka sebaiknya segera diobati sebelum menyebar lebih parah.
9. NODUL
Merupakan penyakit kulit yang berbentuk seperti
papula, berbentuk kubah, ukuran> 1cm dan lebih dalam. penyebab-penyebab yang
paling umum dari nodus-nodus limfa yang membengkak. Penyebab-penyebab infeksius
yang umum dari nodus-nodus limfa yang membengkak adalah virus, bakteri, parasit,
dan jamur.
Virus-Virus
a. infectious mononucleosis (mono),
b. chickenpox,
c. measles,
d. HIV,
e. herpes,
f. virus-virus
selesma umum,
g. adenovirus, dan
Pencegahan
a. Pencegahan
primordial :
Menjaga kebersihan lingkungan sekitar
b. Pencegahan primer
:
Pencegahan penyakit ini dapat dilakukan dengan
beberapa cara salah satu contohnya dengan menjada kebersihan diri.
c. Pencegahan
sekunder :
Pengobatan
penyakit ini tergantung pada penyebabnya
1. Blastomikosis (didaerah endemis) : ketokonazol, amfoterisin
B, itrakonazol.
2.Cryptoccocus (penurunan imunitas yang dimediasi oleh sel) : amfoterisin B,
flukonazol.
Tanda dan
gejala :
a.Palpitasi
b. Mual
c. Sakit kepala
d. Kelelahan
e.Rasa
Sakit/Nyeri - Dada
f. Rasa ringan
di kepala
g.Pusing
h. Denyut
Jantung Tak Beraturan
i. Sesak Nafas
j. Bicara Cadel
k. Perubahan
Suasana Hati
l. Kelupaan
m.Intoleransi
terhadap Olah Raga
n. Berkeringat
(Berlebihan)
10. PITIRIASIS VERSIKOLOR
Penyakit
jamur superficial yang kronik, biasanya tidak memberikan keluhan yang
subyektif, berupa bercak berskuama halus yang berwarna putih sampai coklat
hitam sampai coklat hitam, terutama meliputi badan dan kadang-kadang dapat
menyerang ketiak, lipat paha, lengan, tungkai atas, leher, muka dan kulit
kepala yang berambut.
Pencegahan :
a. Pencegahan
primordial :
Menjaga kebersihan lingkungan.
b. Pencegahan
primer :
Menjaga kebersihan diri, dengan mandi yang bersih
dengan menggunakan sabun.
c. Pencegahan
sekunder :
Pengobatan harus dilakukan menyeluruh, tekun dan konsisten.
Obat-obat yang dipakai meliputi : suspense selenium sulfide (selsun) dapat
dipakai dengan sampo 2-3 kali seminggu. Obat digosokkan pada lesi dan didiamkan
selama 15-30 menit sebelum mandi.
Tanda dan
Gejala :
Mula-mula timbul lesi kulit berupa
bercak eritematosa yang gatal, terutama bila berkeringat. Oleh karena gatal dan
digaruk, lesi akan makin meluas, terutama pada daerah kulit yang
lembab.Kelainan yang dilihat dalam klinik merupakan lesi bulat atau lonjong,
berbatas tegas terdiri atas eritema, skuama, kadang-kadang papula dan vesikel
di tepi. Lesi tampak seperti bentukan cincin dengan tepi aktif dan bagian
tengah tampak tenang. Lesi-lesi pada umumnya merupakan bercak-bercak terpisah
satu dengan yang lain. Kelainan kulit dapat pula terlihat sebagai lesi-lesi
dengan pinggir yang polisiklik karena beberapa lesi kulit yang menjadi satu
11.
Kandidiasis
Merupakan
penyakit jamur yang bersifat akut atau subakut disebabkan oleh spesies Candida
albicans dan dapat mengenai mulut, vagina, kulit, kuku, bronki atau paru,
kadang-kadang dapat menyebabkan septicemia, endokarditis, atau meningitis.
Pencegahan :
a. Pencegahan
primordial :
Menjaga kebersihan lingkungan.
b. Pencegahan
primer :
Menjaga kebersihan diri.
c. Pencegahan
sekunder :
Pengobatan yang dapat dilakukan :
1. Menghindari atau
menghilangkan factor predisposisi.
2. Topikal :
a.Larutan ungu gentian ½-1% untuk selaput lendir, 1-2% untuk kulit, dioleskan
sehari 2 kali selama 3 hari.
b.Nistatin :
berupa krim, salap, emulsi.
c.Amfoterisin
B
Grup
azol antara lain :
Mikonazol 2% berupa krim atau bedak.
Klotrimazol 1% berupa bedak, larutan dank rim.
Tiokonazol, bufonazol, isokonazol
Siklopiroksolamin 1% larutan, krim
Antimikotik yang lain yang berspektrum luas.
3.
Sistemik
a. Tablet
nistatin untuk menghilangkan infeksi local dalam saluran cerna, obat ini
tidak diserap dalam usus.
b. Amfoterisin
B diberikan i.v untuk kandidosis sistemik.
c. Untuk
kandidosis vaginalis dapat diberikan kotrimazol 500 gr per vaginam dosis tunggal
d. Itrakonazol:
bila dipakai untuk kandidosis vulvovaginalis dosis untuk orang dewasa 2 x 100
mg sehari, selama 3 hari.
Tanda dan Gejala :
Gejala kandidiasis dapat bervariasi tergantung pada
daerah terpengaruh. Infeksi pada vagina atau vulva dapat menyebabkan gatal
parah, terbakar, nyeri, iritasi, dan sebuah lapisan putih atau abu-abu tipis.
Gejala-gejala ini juga hadir dalam vaginosis bakteri lebih umum. Dalam sebuah
penelitian tahun 2002 diterbitkan dalam Journal of Obstetri dan Ginekologi,
hanya 33 % wanita yang mandiri untuk mengobati infeksi jamur sebenarnya
mengalami infeksi ragi, sementara sebagian besar telah baik vaginosis bakteri
atau infeksi tipe campuran. Gejala infeksi pada alat kelamin pria termasuk luka
merata merah di dekat kepala penis atau di kulup, gatal parah, atau sensasi
terbakar. Kandidiasis pada penis juga dapat memiliki cairan putih, meskipun
jarang.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Sistem integumen adalah suatu sistem
organ yang membedakan, memisahkan, melindungi,danmenginformasikan hewan
terhadap lingkungan sekitarnya.
Komponen dari Sistem ini merupakan bagian sistem organ
yang terbesar,yakni mencakup :
a. kulit,
merupakan lapisan terluar pada tubuh manusia. Terdiri dari dua bagia yaitu
kulit tipis dan kulit tebal.
b. Rambut merupakan
organ seperti benang yang tumbuh di kulit hewan, terutama mamalia.
c. Bulu merupakan
struktur keratin yang karakteristiknya terdapat pada bangsa aves, dan di
anggap sebagai modifikasi dari sisik.
d. sisik,secara umumnya
berarti semacam lapisan kulit yang keras dan berhelai-helai, seperti pada ikan,
ular atau kaki ayam.
e. kuku, adalah
bagian tubuh binatang yang terdapat atau tumbuh di ujung jari. Kuku tumbuh dari
sel mirip gel lembut yang mati, mengeras, dan kemudian terbentuk saat mulai
tumbuh dari ujung jari.
f. kelenjar
keringat. Kelenjar keringat berupa saluran melingkar dan bermuara pada kulit
ari dan berbentuk pori-pori halus.
g. Sistem
integument memiliki fungsi antara lain :
h. Pelindung dari
kekeringan, invasi mikroorganisme, sinar ultraviolet, & mekanik, kimia,
atau suhu
i.
Penerima sensasi; sentuhan, tekanan, nyeri, dan suhu
j. Pengatur
suhu; menurunkan kehilangan panas saat suhu dingin dan meningkatkan kehilangan
panas saat suhu panas
k. Fungsi metabolik,
menyimpan energi melelui cadangan lemak, sintesis vitamin D.
l. Ekskresi dan
absorpsi.
DAFTAR PUSTAKA
Conmark DH, 1987. Histologi.Jakarta:BinarupaAskara
Syarifuddin.2009.anatomi
tubuh manusia.Jakarta:Salmeba medika
Tidak ada komentar:
Posting Komentar