Senin, 24 April 2017

laporan observasi di rumah bidan



LAPORAN
HASIL WAWANCARA
Narasumber : MEI MUHARTATI, S.Si.T., M.Kes



Disusunoleh : Kelompok 2

   1.  Yunian Sari                                                     16140200
                      2.   Rr. Asyifa  Arum  Maharani                       16150149
                3.  Nova Klara  Agata                                     16140253
                     4.   Selly Sofiana                                                    16140246
                   5.  Siti Nur Putri Astuti                                 16140243
                     6.   Apliana                                                                   16150147
                     7. Reka Tri Wahyuni                                      16140230
                     8.  Yohana Anggita Djawamara                     16140252
                     9. Sofia Gusti Ayu                                                    16140256
 10. Hardiyanti Fitrah Awaliyah                      15150181






FAKULTAS ILMU KESEHATAN
PRODI D-IV BIDAN PENDIDIK
UNIVERSITAS RESPATI YOGYAKARTA
TAHUN 2016/2017

KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmat-Nya akhirnya kami dapat menyelesaikan tugas laporan wawancara dengan narasumber kami yaitu Bidan Istri Yulianti yang terambil dari teori Konsep Kebidanan Baru. Tugas ini berisi tentang penjelasan dari pengalaman yang diceritakan Bidan Istri. Banyak ilmu yang dapat kami serap dan kami terapkan untuk kedepannya sehingga bisa menjadi bidan yang profesional .
Setelah membaca dan mempelajari tugas yang kami buat ini, kami selaku penulis berharap agar pembaca dan penggunaannya mendapat pengetahuan yang lebih baik, sebagaimana yang tertera dalam tujuan dibuatnya tugas laporan wawancara ini.
Mengingat proses pembuatan tugas wawncara ini kami rasa masih jauh dari kesempurnaan, maka kami selaku penulis membuka diri untuk menima berbagai saran dan masukan sehingga tugas makalah ini menjadi sempurna dan bermamfaat. Terima kasih.



Jogjakarta, 26 November 2016
    Hormat kami


      Kelompok 2





















DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................... 
DAFTAR ISI................................................................................................... 

BAB I  PENDAHULUAN 
      A.      LATAR BELAKANG ................................................................. 
      B.      TUJUAN .................................................................................... 
      C.      MAMFAAT................................................................................. 

BAB II TEORI
      A.      FILOSOFI BIDAN DAN KEBIDANAN ..............................................
      B.      PROFESI DAN PROFESIONAL ..........................................................   
C.    RUANG LINGKUP………………………..……………………..……
D      MANAJEMEN KEBIDANAN……………………………………........
E.     KONSEPTUAL MODEL ASUHAN KEBIDANAN……………….....

BAB III PEMBAHASAN
A. Hasil Wawancara…………………………………………………………
B. Hasil Observas……………………………………………………………
C. Perbandingan  Antara teori dengan Materi dari dosen…………………...

BAB IV PENUTUP
      A.      KESIMPULAN........................................................................................ 
      B.      SARAN ...................................................................................................  
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................  










BAB I
PENDAHULUAN

A.      LATAR BELAKANG
Secara popular seorang bekerja di bidang apapun sering diberi predikat professional. Seorang pekerja professional dalam bahasa keseharian tersebut adalah seorang pekerja yang terampil atau cakap dalam kerjanya. Dari berbagai pengertian tentang bidan dapat diketahui bahwa bidan adalah profesi yang khusus, dinyatakan dengan pengertian bidan adalah orang pertama yang melakukan penyelamat kelahiran sehingga ibu dan bayinya lahir secara selamat. Untuk dapat memahami arti dari profesionalisme bidan, terlebih dahulu untuk mengerti sarta memahami falsafah kebidanan dan paradigm kebidanan itu sendiri. Karena konsep-konsep kebidanan tersebut saling keterkaitan.
Maka dari itu seorang bidan harus mampu menguasai konsep-konsep, terlebih pada falsafah, karena itu semua yang akan menjadi dasar-dasar dalam praktek profesionalisme bidan. Seorang bidan tidak hanya mahir dan cakap dalam praktiknya, namun seorang bidan juga harus selalu up to date dengan ilmu-ilmu yang baru seperti perubahan-perubahan cuci tangan yang efektif, langkah-langkah asuhan kebidanan. Dan yang terpenting adalah falsafah serta konsep-konsep dalam ruang lingkup kebidanan.
Maka dari itu kami melakukan pembahasan tentang profesi dan profesionalisme bidan, dilator belakangi karena masih kurangnya pemehaman para mahasiswa kebidanan tentang hal ini, dan melakukan wawancara pada bidan praktiknya langsung agar dapat di jadikan sebuah kaca perbandingan untuk melakukan praktik kedepannya.

B.      TUJUAN
1. Agar mahasiswa mengetahui tentang profesi dan profesional bidan.
2. Agar mahasiswa mengetahui pengalaman narasumber menjadi bidan.
3. Agar mahasiswa mengetahui apakah narasumber memenuhi profesinya berdarkan kopentensi bidan.
4. Agar mahasiswa mengetahui prinsip pencegahan infeksi yang dilakukan oleh narasumber.
5. Agar mahasiswa mengetahui tentang legalitas galau praktik.

C.      MAMFAAT
       Kami banyak memperoleh mamfaat dari wawancara yang kami lakukan dengan nara sumber yaitu Bidan Istri, karena berbagai pengalaman yang telah ia alami berdasarkan yang diceritakannya menjadi ilmu kepada kami untuk kedepannya bisa menjadi seorang bidan yang memiliki keterampilan dan berkarakteristik  dalam memberikan asuhan kebidanan kepada masyarakat khususnya untuk ibu dan bayi.



BAB II
DASAR TEORI

A.     FILOSOFI BIDAN DAN KEBIDANAN
Dalam melakukan suatu tindakan akan sangat baik apabila seorang bidan didasarkan pada nilai, norma, atura-aturan atau pedoman, maupun standar yang berlaku. Denga demikian dalam memberikan pelayanan kebidanan sangatlah penting bagi seorang bidan untuk mengetahui, memahami, mengaplikasikan, dan mendalami salah satu disiplin ilmu lain yaitu filsafat. Karena bidan, filsafat, dan filosofi kebidanan saling berkaitan dalam melakukan tugas-tugas keprofesiannya. Dalam hal ini, filosofi didefinisikan sebagai studi tentang arti dan keprcayaan atau pengetahuan manusia secara universal, yang dilakukan dengan memberikan argumentasi atau logika berpikir yang tepat untuk memecahkan suatu permasalahan. Filosofi merupakan pandangan hidup seseorang atau sekelompok orang yang merupakan konsep dasar mengenai hidup yang dicita-citakan sehingga sikap seseorang yang sadar dan dewasa dalam memikirkan segala sesuatu secara mendalam serta menyeluruh dengan segala hubungan. Bidan, kebidanan, dan filosofi merupakan sutu kesatuan yang mempunyai keterkaitan sangat erat karena memiliki derajat tinggi terutama dalam aplikasi pemberian asuhan kebidanan. Dalam filosofi ilmu kebidanan memiliki karekteristik yang mencakup universal, generic, dan spesifik.

B.      PROFESI DAN PROFESIONAL
Pelayanan kebidanan adalah pelayanan profesional yang merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan, yang diberikan kepada ibu dalam kurun waktu masa reproduksi dan bayi baru lahir. Bidan adalah profesi yang khusus karena bidan merupakan orang pertama yang melakukan penyelamatan kelahiran sehingga ibu dan bayinya lahir dengan selamat. Seseorang bisa dikatakan profesional jika jenis pekerjaan yang menuntut dan dapat dipenuhi lewat pembiasaan melakukan keterampilan tertentu. Pekerja profesional memiliki ciri-ciri yaitu memerlukan persiapan atau pendidikan yang khusus, memenuhi persyaratan yang ditetapkan oleh pihak yang berwenang, dan jabatan tersebut mendapat pengakuan dari masyarakat atau negara. Sehubungan dengan profesional bidan, perlu dibahas bahwa bidan tergolong jabatan profesional karena sudah mencakup persyaratan pekerja profesional.










C.       RUANG LINGKUP
Dalam menjalankan praktik asuhan kebidanan, bidan sangat rentan terhadap pelanggaran hak asasi sehingga bidan harus memahami dengan benar akan ruang lingkup asuhan kebidanan. Ruang lingkup yang dimaksud untuk menghindari adanya konflik dan melindungi bidan dalam menjalankan praktik asuhan kebidanan sehingga sesuai dengan kemampuan, berpedoman pada aturan-aturan, standar, atau prosedur yang berlaku. Dalam aplikasinya, bidan mempunyai tanggung jawab secara moral yang sangat besar dan mulia dalam membela, menjaga, memelihara, dan mendidik perempuan selama siklus kehidupannya.

       Adapun ruang lingkup asuhan kebidanan  adalah sebagai berikut:
a.       Berfokus kepada upaya promosi kesehatan dan preventif.
b.      Pertolongan persalinan normal.
c.      Deteksi dini komplikasi pada ibu dan anak.
d.     Melaksanakan tindakan asuhan sesuai kewenangan atau bantuan apabila diperlukan.
e.      Melaksanakan tindakan kegawatdaruratan yang dilanjutkan dengan upaya rujukan.


D.       MANAJEMEN KEBIDANAN
Manajemen kebidanan adalah pendekatan dan kerangka berpikir yang digunakan oleh bidan dalam menerapkan metode pemecahan masalah secara sistematis mulai dari pengumpulan data, analisis data, diagnosis kebidanan, perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi. Manajemen kebidanaan merupakan suatu metode atau bentuk pendekatan yang digunakan oleh bidan dalam memberikan asuhan kebidanan, kemudian dapat menggambarkan alur pola berpikir dan bertindak dalam pengambilan keputusan klinis untuk mengatasi masalah. Selain itu juga digunakan sebagai metode untuk mengorganisasikan pikiran dan tindakan dengan urutan logis  dan perilaku yang diharapkan dari pemberi asuhan yang berdasarkan ilmiah, penemuan, dan keterampilan dalam tahapan yang logis untuk pengambilan keputusan yang berfokus pada klien.


E.   KONSEPTUAL MODEL ASUHAN KEBIDANAN
      Konsep adalah penopang sebuah teori yang menjelaskan tentang suatu teori yang dapat diuji melalui observasi atau penelitian. Model adalah contoh atau peraga untuk menggambarkan sesuatu. Kebidanan adalah ilmu yang terbentuk dari berbagai disipli ilmu yang terkait dengan pelayanan kebidanan, pendeteksian keadaan abnormal pada ibu dan anak, melaksanakan konseling dan pendidikan terhadap individu, keluarga, masyarakat. Model kebidanan adalah suatu bentuk pedoman atau acuan yang merupakan kerangka kerja seorang bidan dalam memberikan asuhan kebidanan. Sehingga konsep model asuhan kebidanan dapat diartikan untuk memberikan suatu pelayanan kepada klien sesuai kebutuhannya dan memberikan jawaban-jawaban atas pertanyaan yang meruapakan praktik kebidanan.
BAB III
PEMBAHASAN

A. HASIL WAWANCARA
Narasumber     : Mei Muhartati, S.Si.T., M.Kes
Sebagai narasumber dari wawancara yang kami lakukan pada hari Sabtu  taggal 26-11-2016  Pukul 16:00 WIB adalah seorang bidan yang bernama bidan Mei Muhartati yang membuka praktek di daerah  jl.kledokan  II D. 202 Catur Tunggal Depok Sleman Yogyakarta.

Dari wawancara yang telah kami lakukan pada bidan Mei Muhartati  dengan beberapa pertanyaan, maka kami memperoleh hasil sebagai berikut.

NO.
PERTANYAAN
HASIL WAWANCARA
1.
Ibu boleh cerita kepada kami mengenai pengalaman ibu bidan sebagai bidan professional saat menghadapi kepanikan keluarga pasien yang baru pertama kali mengantarkan pasien melahirkan?
Bidan harus tetap tenang dan tetap slalu memberi motivasi baik kepada pasien maupun kepada keluarganya untuk slalu percaya bahwa pasien dalam pengawasan bidan itu aman karena bidan selalu memantau kehamilan dan bila ada hal-hal yang perlu penanganan khusus akan disampaikan kepada keluarga dan keluarga harus selalu siap. serta bidan memberitahukan kepada keluarga jangan ikut panik karena kepanikan itu akan tambah gawat.  
2.
Bu, besok kalau kami sudah jadi bidan, apa tips yang paling pokok supaya kami bisa menjadi seorang pendamping wanita yang baik dalam hal kesehatan?
Pertama bidan harus memiliki pengetahuan, kita harus menguasai materi seperti kehamilan, persalinan, nifas, intinya yang berkaitan dengan ilmu kebidanan. Selanjutnya keterampilan karena sangat mendukung keberhasilan kita dalam memberikan pelayanan kemudian pendidikan kesehatan agar dapat membantu kebutuhan dari pasiennya. Kita jelaskan apa yang dibutuhkan dan mengenal keadaan pasien baik itu tentang kehamilannya selanjutnya bagaimana cara kita menginfokan tanda bahaya dan selalu memberitahu pasien bahwa jika ada tanda-tanda bahaya harus kontak dengan bidan.
3.
Bu, bagaimana cara supaya kami besok ketika sudah menjadi bidan dapat mendukung peran orang tua?
Peran orangtua harus memotivasi kepada anaknya yang sedang hamil untuk senantiasa kontrol, periksa, konsultasi kepada bidan seperti kehamilan dan apa yang disampaikan bidan berupa nasehat itu harus didukung dan ikut membantu memotivasi yang hamil atau bersalin. Nasehatnya baik tentang makan yang bergizi, jaga kebersihan, dan senantiasa pemeiksaannya selalu didukung.
4.
Bu, untuk contoh pendidikan kesehatan ke pasien itu seperti apa ya bu yang sering ibu berikan kepada pasien?
Contoh kita ambil pada ibu hamil.
Yang pertama memeriksa seawal mungkin yaitu pada saat dia terlambat haid karena untuk menjaga apabila pada kehamilan pertama itu sangat berdampak pada ibu dan kehamilannya kemudian memeriksakan diri secara teratur. Pemeriksaan kehamilan itu akan selalu ditimbang badannya untuk mengetahui pertumbuhan janin. Bila badannya bertambah berarti janin tumbuh dengan baik. Selama kehamilan pertambahan berat badan itu antara 9 bulan yaitu 7-14 hari merupakan normal. Pemeriksaan tekanan darah bertujuan untuk mendeteksi apabila tekanan darah rendah berarti ibu sedang kekurangan darah tetapi apabila tekanan darahnya tinggi itu bisa jadi karena penyakit pada kehamilan mengalami preeklamsi. Bila diikuti kejang dianjurkan untuk mendapatkan suntikan imunisasi untuk mencegah tetanus pada tubuh ibu. Kemudian senantiasa menjaga kebersihan seputar alat genitalia supaya tidak terjadi penyakit-penyakit kelamin. Selanjutnya senantiasa tidur dengan teratur. Memberitahu makan selama kehamilan berlangsung dengan meningkatkan frekuensi makan lebih banyak dari sebelumnya karena penambahan itu digunakan untuk pertumbuhan janin didalam kandungan ataupun untuk meningkatkan produksi ASI. 
5.
Ibu, kasus-kasus yang seperti apa bu yang pernah ibu konsultasilkan ke tenaga kesehatan yang lain?
Yang saya konsultasikan mengenai kelainan letak. Kita berikan cara mengatasi yaitu dengan pertolongan sungsang, apabila tetap sungsang ibu diminta untuk bersalin di dokter atau rumah sakit. Jika ditemui pasien pendarahan atau pada saat selesai persalinan tidak ditemui pendarahan atau hal-hal yang kita bisa atasi sendiri.
6.
Ibu, boleh berbagi pengalaman mengenai kasus yang pernah ibu kolaborasikan dengan tenaga kesehatan yang lain?
Pada pasien yang hamil dulu kita berkolaborasi dengan tenaga medis, dokter spesialis atau rumah sakit. Pada trimester 1 (1 kali), trimester 2 (1 kali), dan trimester 3 (1 kali). Bila sudah ada tanda-tanda persalinan kita dapat berkolaborasi atau jika belu ada tanda persalinan dapat berkolaborasi baik denga pusksamas berupa pemeiksaan gigi, kesahatan seksual dan kesehatan bayi.
7.
Bu, bagaimana pengalaman ibu saat menghadapi kasus gawat darurat?
Kita menangani sesuai kompetensi kita. Kita sudh dibekali nantinya dengan pengetahuan dan keteramapilan untuk mengatasi kegawatdaruratan stetrik obstetrik, maupun materi antenatal artinyakita bisa mengatasi menyangkut kesehatan ibu secara darurat contohnya pendarahan yang kemungkinan plasenta tidak lahir. Kita melakukan kompresif dibagian internal maupun eksternal dan mengatasi kegawatdaruratan secra sungsang meskipun melahirkan sungsang kita harus rujuk kerumah sakit apabila datang sudah keluar atau mau lahir.   
8.
Bu, apakah ibu dibantu oleh bidan yang lain? Ada bebera bu?
Iya saya dibantu oleh 4 orang bidan.
9.
Bu, bagaimana dengan jenjang pendidikan yang pernah ibu tempuh?
Ada 4 jenjang pendidikan rutin dari TK, SD, SMP lancar sesuai dengan tahun yang ditempuh. Kemudian dulu diawali dengan SPK lalu lanjut D1 bidan 1 tahun. Pada 2003 saya masuk D3 di Aisyah dan D4 di Universitas Respati kemudian S2 di UNS.
10.
Sebelum bekerja disini, ibu dulu pernah bekerja dimana bu?
Dulu saya sekolah di Bekesda SPK nya kemudia langsung kerja perawat kemudian sekolah bidan disana dan masih kerja disana. Baru 1991 SK PNS sudah jadi dan dikirm kesaya tahun 1997. April saya mengundurkan diri dari rumah sakit Bekesda kemudian PNS langsung ditempatkan di rumah sakit dan puskesmas selama kurang lebih 1-2 bulan kemudia saya lepas dan masuk ke Puskesmas Prambanan kemudian ke Depok 2 sampai ke mansyur dan sebelum pensiun saya mengajar di stikes Aisya yang sekarang menjadi Unisa.
11.
Pelayanan kesehatan apa saja yang dapat dilayani disini bu?
Kita melayani ibu dan anak, KB Kespro sesuai siklus kehidupan perempuan. Jadi, perempuan hamil mengandung anak sampai melahirkan, nifas, dan memberi KB kemudian Lansia dan kesehatan reproduksi pranikah. Untuk asuhan bayi baru lahir, imunisasi bayi sehat kemudian KB nya berupa IUD, kondom, suntik dan implan.
12.
Bu, untuk system sterilitas di tempat ini bagaimana ya bu?
Kita menggunakan sterilisator untuk merebus dan mengukus dan juga kami punya alat sterilisasi lain untuk dipakai saat bakti sosial tapi yang sering dipakai adalah sterilisator.
13.
Bagaimana pengelolaan sampah medis dan non medisnya?
Sampah kering, nonmedis biasa dibuang ditempat sampah 3 hari sekali dibersihkan tapi untuk sampah mediskita bekerjasama dengan Dini Melani di Condong Catur yang sudah bekerja dengan  PT ARA yang menangani sampah dan ada tempat sampah umum yang terkontaminasi.
14.
Bu, disini pelayanan kesehatan apa saja yang diberikan pada balita?
Pelayanan imunisasi pada balita sehat. Pelayanan balita sakit menggunakan BPJS senantiasa balita harus ditimbang dan di periksa. Imunisasi harus selalu diukur panjang badan dan berat badan.
15.
Untuk pelayanan kesehatan pada remaja yang pernah diberikan di tempat ini seperti apa ya bu contohnya?
Pada remaja biasanya pasien yang konsultasi tentang menstruasi pertama atau menstruasi yang belum lancar dari awal kemudian juga keluhan-keluhan keputihan.
16.
Dalam bentuk apa bu pelayanan kesehatan bagi wanita hamil yang diberikan disini?
Pemeriksaan kehamilan sangat penting biasanya dengan palpasi mulai dari inspeksi anamnesa dulu seputar kesehatan kemudian melakukan pemeriksaan secara objektif dari melihat umur ibu, pemeriksaan head to toe meliputi palpasi abdominal dan memberikan imunisasi, pemeriksaan lab dan KB untuk mengetahui urine protein, urine HB dan HBs dan senam hamil lebih optimal.
17.
Dalam bentuk apa bu pelayanan kesehatan bagi wanita melahirkan yang diberikan disini?
Melakukan pemeriksaan umum kemudian pemeriksaan didalam dan persiapan persalinan dan pertolongan persalinan.
18.
Dalam bentuk apa bu pelayanan kesehatan bagi wanita nifas yang diberikan disini?
Pelayanannya pengembalian rahim yang dari waktu kewaktu kemudian jahitan dan produksi ASI saat ada masalah pada payudaranya, putingnya lecet dan memastikan ibu dapat menyusui dengan benar kemudian memberikan informasi tentang gizi yang dibutuhkan dan cara menyusui secara eksklusif serta memberikan konseling KB.
19.
Dalam bentuk apa bu pelayanan kesehatan bagi wanita menyusui yang diberikan disini?
Ya sama saja dengan cara memberikan asuhan menyusui atau konseling bagaimana cara yang benar saat masa menyusui pada bayinya. Memberitahukan pentingnya menyusui secara eksklusif.
20.
Dalam bentuk apa bu pelayanan kesehatan bagi wanita lanjut usia yang pernah diberikan disini?
Tentang tanda tanda ketuaan kemudian menganjurkan lansia untuk mengecek kesehatan di puskesmas, atau Rumah sakit, karna sudah mulai masa regenerasinsudah mulai menurun maka dianjurkan untuk cek darah secara rutin, dan menganjurka lansia untuk ikut posyandu lansia setiap hari Selasa setiap bulannya dan dilakukan secara rutin.
21.
Bu, boleh berbagi pengalaman ketika ibu menghadapi kasus patologis?
Kasus patologis yang pernah saya tangani:
Ada seorang ibuyang mengandung  datang, dia belum pernah memeriksakan kandungannya disini sebelumnya karna rumahnya jauh di Bringharjo sana,  dia itu hamil dan suaminya itu bekerja  di AMPLAZ. Dia nyusul suaminya karna perutnya sakit,  suaminya bingung kemudian dibawakannya kesini. Pada saat dipriksa ternyata sungsang dan pembukaannya sudah lebar  kemudian pihak kami menjelaskan kepada ibu dan suami bahwa ini harus dibawa kerumah sakit dan sebelumnya mereka tidak tau bahwa kelahiran ibu itu sungsang . Karna kelahirannya sungsang kemudian saya memanggil Ambulans di Rumah sakit terdekat. Sembari menunggu bidan sudah arus siap menangani kasus yang patologis apabila dieteksi secara dini  harus di rujuk.Tetapi pada saat itu kontraksi ibunya kuat dan kemudian bayinya keluar ditempat saya.Ibunya tidak ada pendarahan dan ambulans datang ibunya sudah lahir dan sampai akhirnya tidak jadi di rujuk.
22.
Apakah asuhan yang diberikan ke pasien selalu sesuai dengan yang direncanakan?
Bagaimana pengalaman ibu dalam menghadapi pasien dan keluarga saat memberikan asuhan?
Rencananya sudah mempunyai prosedur tertentu tapi rencana itu tidak slalu tetap dengan pelaksanaan dan kondisi dan mungkin saja prosesnya itu juga membutukan penanganan yang cepat dan kadang kadamg tidak sesuai rencana. Dan Prose yang normal itu sudah ada prosedurnya.
23.
Saat memberikan pelayanan kesehatan kepada pasien, bagaimana cara ibu menjelaskan kepada pasien mengenai konsep sehat dan sakit?
Kita menjelaskan bhawa konsep sehat itu tidak hanya dari rohani dan jasmani, sosial maupun spiritual akan tetapi juga mengenai fungsi yang baik dari organ-organ yang ada dalam diri kita, kalu itu tentang organ reproduksi berarti fungsi dari organ reproduksi itu juga harus sehat.
kemudian sakit adalah sesuatu yang dirasa tidak nyaman, yang ditandai dengan ketidaknyamanan dan mungkin diikuti dengan meningkatnya  suhu yang tinggi, perasaan sakit disalah satu bagian, atau yang membuat organ organ tidak berfungsi dengan baik.
24.
Apakah pelayanan kesehatan ditempat ini mencakup keseluruh baik pelayanan untuk ibu, keluarga maupun masyarakat? Boleh bu berbagi pengalamannya?
Untuk keluarga kita berikan pada saat pemeriksaan, pelayanan KB itu menyangkut dengan suami, pelayanan nifas kadang-kadang didapingi oleh suami dan bayinya,  itu kita berikan sesuai yang dibutuhkan oleh keluarga. Dan untuk keluarga dan masyarakat juga kita bisa lakukan dengan melalui penyuluhanmelalui Posyandu. Dan kadang kalo KADES memutuhkan saya untuk penyuluhan baru saya lakukan perjanjian waktu.
25.
Bu, boleh berbagi tips kepada kami besok saat menjadi bidan dapat memberikan pelayanan yang aman dan memuaskan kepada pasien?
Bila mau jadi bidan yang baik, kita harus persiapan bidan sendiri, Pengetahuan, keterampilan harus dimiliki, kita harus mempunya surat  ijin praktek untuk regalitas praktek supaya kita aman dan yang kita layani juga aman, kita perlu mengikuti suatu keahlian-keahlian keterampialn yang Update seperti CPU, Pelatihan KBN, Pelatihan BPJD dan pelatihan penanganan bayi Asfeksi yang Update untuk menjaga keamanan pelayanan,dan pelayanannya harus Ramah, sopan dan slalu memperlakukan pasien secara seutuhnya.
26.
Bu, bagaimana  ya prosedur atau standart (SOP) di tempat ini dalam hal memberikan pelayanan mandiri, kolaborasi, dan rujukan?
Standar SOPnya itu, salah satu contohnya IMC sudah saya buatkan SOP, ada trimester 1, trimester 2, dan trimester 3, dimana disitu saat-saat surat kolaborasi harus ada, SOPnya yang kalau normal itu ada prosedur dan alurnya sendiri.



B. HASIL OBSERVASI
1. Observasi bidan saat menerima pasien (senyum, sopan, santun, salam, sapa)  atau apabila  tidak ada pasien selama kunjungan  dapat dilihat dari bidan saat menerima mahasiswa saat mengambil data.
Hasil observasi: Bidan Mei teruji bersikap ramah (senyum, sopan, santun, salam, sapa) terhadap mahasiswa saat mengambil data dan ibu Mei menerima kami dengan baik. Pada saat kami selesai mewawancara dan mengobservasi di kliniknya kami berpamitan kemudian kami mendokumentasi kegiatan tersebut. 
Dan ketika  pasien dating  bidan mei juga menyambut pasiennya dengan sangat baik, dan penuh senyum.

2. Observasi adanya poster disekeliling tempat praktek tersebut.
Hasil observasi : Terlihat ada beberapa poster di setap dinding tembok klinik Ibu Mei, misalnya  poster tentang cara KB jangka pendek dan panjang, mencegah kematian ibu akibat kehamilan, cara pemberian asi, menghadapi kehamilan, menghadapi persalinan, menjadi ortu, kesehatan perempuan.

3. Observasi Di sekeliling ruang praktik apakah ada poster tentang pencegahan infeksi.
Hasil Observasi: Di ruang praktik  Bidan Mei terdapat poster tentang langkah-langkah mencuci tangan yang benar yang dimana poster tersebut sebagai upaya yang dilakukan dalam pencegahan infeksi.

4. Observasi adanya rekam medik (status pasien / buku register), adanya surat ijin praktik bidan.
Hasi Observasi : Terdapat rekam medik (status pasien / buku register), adanya surat ijin praktik bidan sesuai dengan apa yang di tunjukan oleh bidan Mei.

5. Observasi kerapian bidan
Hasil Observasi : Bidan Mei terlihat cukup rapi pada saat menyambut kami dengan pakaian Gamis Panjangnya.
                
6. Observasi saat bidan berkomunikasi dengan orang lain.
Hasil Observasi : saat berkomunikasi dengan pasien atau pun asisten nya bidan Mei hanya berbicara sepenting nya saja dan cuek dalam menyikapi pasien atau pun pasien nya.
                     
7. Observasi kebersihan lingkungan setempat.
Hasil observasi : Ruang praktik bidan Mei terlihat bersih, dan cukup nyaman, terbukti saat mengobservasi kami tidak melihat adanya sampah disekitar tempat prakteknya Dan terdapat tong sampah di setiap sudut ruangan.

8. Observasi adanya surat ijin praktik bidan.
Hasil Observasi : Terlihat ada surat ijin praktik bidan Mei yang terpampang di dinding ruangan  nya.

9. Observasi adanya poster atau leaflet yang terkait. Apabila tidak ada, dapat dintanyakan mengenai contoh promosi kesehatan yang biasa dilakukan.
Hasil observasi: Terdapat poster  tentang promosi yang biasa dilakukan oleh bidan Mei Yaitu SENAM IBU HAMIL yang dipasang didinding  ruang praktiknya.

10. Observasi adanya rekam medik dan silahkan dicermati dan tanyakan mana yang merupakan data subyektif, data obyektif, diagnosa, merumuskan masalah, kebutuhan, antisipasi, masalah potensial, mana kasus yang membutuhkan rujukan atau kolaborasi dan bagaimana penanganan awalnya.
Hasil observasi:  Dari observasi lapangan yang dilakukan di tempat praktek bidan Mey terdapat data subyektif, data obyektif, diagnosa, merumuskan masalah, kebutuhan, antisipasi, masalah potensial. Dan terdapat pula rekam medik mengenai kasus yang membutuhkan rujukan atau kolaborasi dan cara penanganan awalnya.

11. Mengobservasi adanya form informed consent (persetujuan pasien)
Hasil observasi : Dari hasil observasi yang kami lakukan, terdapat banyak sekali form informed consent (persetujuan pasien) di tempat praktek bidan Mei hal ini menunjukan bahwa Bidan Mei menghormati martabat manusia dan penentuan pilihan sendiri tidak memaksakan kehendak terhadap pasien, serta menghormati perbedaan budaya dan etnik. Form informed consent (persetujuan pasien) yang disimpan lengkap dengan tanda-tangan pasien untuk keakuratan persetujuan pasien tersebut.













C. Hasil diskusi kelompok perbandingan dengan teori yang sudah diberikan dosen.
        Dalam praktek lapangan wawancara dan observasi kepada Mey Muhartati di BPM pada tanggal 26-11-2016  Pukul 16:00 WIB, kami menyimpulkan bahwa  Bidan Mey sesuai dengan standart  profesi bidan, begitu juga dengan upaya Bidan di pelayanan kesehatan primer juga memenuhi standart profesi bidan, kode etik bidan, dan sesuai dengan kewenangan seorang bidan.Terlihat dari ibu Mey menyambut kami, cara dia berpakaian dengan rapi, sopan dan santun serta beliau berbahasa yang ramah walaupun pada saat menyikapi pertanyaan asistennya beliau agak sedikit cuek mungkin karena faktor kelelahan.
             Pendidikan yang di tempuh dan pengalaman bekerja pun sesuai dengan profesinya sebagai bidan. Tindakan dan pelayanan yang duberikan juga sesuai dengan kewenangan bidan. Begitu juga dengan lingkungan sekitar tempat praktek terjaga bersih demi kenyamanan pasien saat mengunjungi tempat prakteknya. Ruang lingkup pelayanan yang dilakukan ditempat prakteknya pun bekerja dalam kemitraan dengan perempuan yang meliputi balita, remaja, wanita hamil, wanita melahirkan, wanita nifas, wanita menyusui dan wanita lanjut usia. Saat menghadapi kasus patologis, Bidan Mey juga menyesuaikan kewenangannya sebagai bidan, apabila bukan kewenangannya lagi maka beliau memindahkan asuhan ke pihak yang lebih berwenang.
            Manajemen kebidanan yang terdapat di tempat praktek Bidan Mey secara lengkap tersusun rapi yang menunjukan bahwa dalam melaksanakan tindakan Bidan Mey tetap berpegang teguh pada manajemen kebidanan. Model praktek kebidanan yang digunakan oleh bidan Mey mulai dari mandiri, kolaborasi dan rujukan sesuai dengan prosedur atau standar (SOP) dalam memberikan pelayanan











BAB IV
PENUTUP


A.    KESIMPULAN
       Bidan adalah seorang yang telah menjalani program pendidikan bidan yang diakui oleh Negara tempat ia tinggal dan telah berhasil menyelesaikan studi yang terkait serta memenuhi persyaratan untuk memiliki izin formal membuka praktek bidan. Bidan juga merupakan ujung tombak pelayanan kesehatan masyarakat khususnya bagi kalangan ibu dan bayi serta ditempatkan di wilayah desa-desa yang masih kurang pengetahuan tentang pentingnya kesehatan bagi kehidupan mereka.

B.      SARAN
        Bagi organisasi kesehatan agar terus berupaya mengembangkan pelayanan dan pengetahuan bagi semua bidan  secara adil dan merata. Kemudian pemerintah juga harus tetep mendukung profesi bidan dengan cara meningkatkan kwalitas SDM bidan melalui penyediaan fasilitas pendidikan bagi bidan.















DAFTAR PUSTAKA
Estiwidani,dkk.2009.Konsep Kebidanan.Fitramaya: Yoyakarta
Yuslifah,Rita.2003.Konsep Kebidanan.Jakarta : Salemba Medika

Tidak ada komentar:

Posting Komentar