Senin, 24 April 2017

“PROSES SPERMATOGENESIS”



MAKALAH
BIOLOGI DASAR DAN BIOLOGI PERKEMBANGAN
“PROSES SPERMATOGENESIS”


DOSEN PEMBIMBING:
                                      DISUSUN OLEH: kelompok 6
                                   ANGGOTA: Yunian Sari (16140200)
                                                 Eka Putri Ayu (16140198)
                                                    Ria Abdah Sari  (16140207)
                                                           Yulia Yunara Seran (16140210)


PRODI  D.IV BIDAN PENDIDIK
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS RESPATI  YOGYAKARTA
TAHUN PELAJARAN 2016/2017
KATA PENGANTAR


Puji syukur penulis panjatkan kehadirat allah SWT atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan pembuatan makalah dasar-dasar reproduksi yang berjudul Spermatogenesis.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, baik dari segi bentuk maupun isinya, untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritikan dari semua pihak yang sifatnya membangun.

Pada kesempatan ini,  Penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada bu Sri selaku  dosen mata kuliah dasar-dasar reproduksi yang selalu membantu penulis dalam melakukan kegiatan perkuliahan di kampus.

Akhirnya, tiada kata yang paling berkesan selain mengharapkan agar kiranya makalah dasar-dasar reproduksi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak, baik di masa sekarang maupun masa yang akan datang.


Yogyakarta, 6 November 2016
   


     Penulis














DAFTAR ISI

Cover
KATA PENGANTAR………………………………………………………         ii
DAFTAR ISI………………………………………………………………...          iii
BAB I. PENDAHULUAN
Latar Belakang ……………………………………………………………...         4
Tujuan……………………………………………………………………….          5
Rumusan Masalah…………………………………………………………..          5

BAB II. PEMBAHASAN
A.    Pengertian Spermatogenesis……………………………………….           6
B.     Tahap Tahapan Spermatogenesis…………………………………           7
C.    Faktor Faktor yang Mempengaruhi Spermatogenesis…………...           10
D.    Hormon Hormon Yang Mempengaruhi Spermatogenesis……….           11

BAB III. PENUTUP
Keimpulan…………………………………………………………………...          12

DAFTAR PUSTAKA……………….………………………………………         13



















BAB I
 PENDAHULUAN


      A. LATAR BELAKANG

Spermatogenesis adalah proses dimana spermatogonia berkembang menjadi spermatosit, tahap masak dari spermatosit yang akan  menghasilkan spermatid dengan jumlah kromosom berkurang (haploid)spermiogenesis merupakan proses transformasi dari spermatid menjadi spermatozoa.

Spermatogenesis dimulai dengan  pertumbuhan spermatogonium menjadi sel-sel yang lebih besaryang kemudian disebut  sebagai spermatosit primer. Sel-sel ini membelah (pertama secara mitosis) menjadi dua spermatosit sekunder yang sama besar, yang kemudian mengalami pembelahan meiosis menjadi empat spermatid yang sama besar pula. Spermatid  ini  yaitu  sebuah  sel  bundar  dengan  sejumlah  besar  protoplasma, yang merupakan gamet dewasa dengan jumlah kromosom haploid.

Beberapa tipe sel dalam tahap perubahan bentuk telah ditentukan menjadi sebuah daur perubahan sel. Sebanyak 14 tahap perubahan sel telah diketahui pada beberapa spesies, dimana hanya terdapat 6 tahap yang diketahui pada manusia. Pada sapi, sebanyak 12 tahap perubahan telah dijelaskan. Tahap spermiogenesis digunakan untuk mengklasifikasikan beberapa tahap daur.
Waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan sebuah daur ephitelium seminiferous bergantung pada masing-masing spesies. Lamanya waktu yang diperlukan adalah 9 hari pada babi, 10 hari pada kambing, 12 hari pada kuda, dan 14 hari pada sapi. Perjalanan spermatozoa melewati epididimis tergantung pada tempat kontraksi dinding saluran. Spermatozoa diangkut melalui epididimis dalam waktu kira-kira 7 hari pada sapi.

Waktu transit sperma mungkin berkurang 10-20% seiring meningkatnya frekuensi ejakulasi. Bagian utama tempat penyimpanan sperma pada organ reproduksi jantan berada pada ekor epididimis, dimana ekor epididimis mengandung 70% dari jumlah total spermatozoa, sebaliknya vas deferens hanya mengandung 2%



     
      B.     TUJUAN
1.  Mengetahui pengertian Spermatogenesis
2.  Mengetahui tahap – tahapan dari pembentukan Spermatogenesis
3.  Mengetahui faktor – faktor yang mempengaruhi spermatogenesis
4.  Mengetahui Hormon yang berperan dalm proses pembentukan spermatozoa
5.  Mengetahui bentuk  sperma.

C. RUMUSAN MASALAH
1. Apa Yang dimaksud dengan Spermatogenesis ?
2. Bagaimana tahap – tahapan dari pembentukan Spermatogenesis ?
3. Apa Saja faktor – faktor yang mempengaruhi spermatogenesis ?
4. Apa Saja Hormon yang berperan dalm proses pembentukan spermatozoa ?
5. Bagaimana bentuk  sperma ?


























BAB II
PEMBAHASAN


      A.    Pengertian  Spermatogenesis

Spermatogenesis adalah proses pembentukan dan pemasakan spermatozoa. Spermatogenesis terjadi di tubulus seminiferus. Peralihan dari bakal sel kelamin yang aktif membelah ke sperma yang masak serta mengalami berbagai macam perubahan struktur yang berlangsung secara berurutan. Spermatogenesis berlangsung pada tubulus seminiferus dan diatur oleh hormone gonadtotropin dan testosterone.
Spermatogenesis terjadi di testis, didalam testis terdapat tubulus seminiferus. Dinding tubulus seminiferus terdiri dari jaringan epitel dan jaringan ikat, pada jaringan epithelium terdapat sel–sel spermatogonia dan sel sertoli yang berfungsi memberi nutrisi pada spermatozoa. Selain itu pada tubulus seminiferus terdapat pula sel leydig yang mensekresikan hormone testosterone yang berperan pada proses spermatogenesis.

Spermatogenesis mencakup pematangan sel epitel germinal melalui proses pembelahan dan diferensiasi sel, yang bertujuan untuk membentuk sperma fungsional. Pematangan sel terjadi di tubulus seminiferus yang kemudian disimpan di epididimis. Dinding tubulus seminiferus tersusun dari jaringan ikat dan jaringan epitelium germinal (jaringan epitelium benih) yang berfungsi pada saat spermatogenesis. Pintalan-pintalan tubulus seminiferus terdapat di dalam ruang-ruang testis (lobulus testis). Satu testis umumnya mengandung sekitar 250 lobulus testis. Tubulus seminiferus terdiri dari sejumlah besar sel epitel germinal (sel epitel benih) yang disebut spermatogonia. Spermatogonia terletak di antara   dua sampai tiga lapisan luar sel-sel epitel tubulus seminiferus. Spermatogonia terus-menerus membelah untuk memperbanyak diri, sebagian dari spermatogonia berdiferensiasi melalui tahap-tahap perkembangan tertentu untuk membentuk sperma.

Pada tubulus seminiferus terdapat sel-sel induk spermatozoa atau spermatogonium, sel Sertoli, dan sel Leydig. Sel Sertoli berfungsi memberi makan spermatozoa sedangkan sel Leydig yang terdapat di antara tubulus seminiferus berfungsi menghasilkan testosteron.


B.     Tahap – Tahapan Spermatogenesis

Pada testis, spermatogenesis terjadi di tubulus seminiferus.
      1. Tahapan spermatogenesis:
      a. Pada dinding tubulus seminiferus telah ada calon sperma (spermatogonium / spermatogonia)  yang berjumlah ribuan.
b.  Setiap spermatogonia melakukan pembelahan mitosis kemudian mengakhiri sel somatisnya membentuk spermatosit primer yang siap miosis.
c.  Spermatosit primer (2n) melakukan pembelahan meiosis pertama membentuk 2 spermatosit sekunder (n).
d.  Tiap spermatosit sekunder melakukan pembelahan meiosis kedua, menghasilkan 2 spermatid yang bersifat haploid (n).
e.  Keempat spermatid ini berkembang menjadi sperma matang yang bersifat haploid yang semua fungsional.
f.  Sperma yang matang akan menuju epididimis , kemudian ke vas deferens- vesicula seminalis - uretra dan berakhir dengan ejakulasi.

proses spermatogenesis
Proses Spermatogenensis


2.  Sperma

1.       Deoxyribonucleoprotein, terdapat pada nucleus yang merupakan kepala dari sperma. Terbentuk oleh RNA yang terikat oeh protein.
2.       Muco-polysakarida, senyawa ini terikat pada molekul-molekul protein yang terdapat di acrosome. Polysakarida yang terdapat pada acrosome ini mengandung 4 macam gula, yaitu fucose, galactose, mannose, hexosaminase. Keempat gula terikat dalam protein sehingga memberi reaksi pada zat warna asam yaitu Periodic Acid Schiff (PAS).
3.       Plasmalogen, nama lainnya adalah lemak aldehydrogen yang terdapat pada bagian leher, badan, dan ekor sperma. Merupakan bahan yang dipakai sperma untuk respirasi endogen, jadi plasmalogen merupakn sumber energy endogen, yang akan dipergunakan apabila semua zat lain habis terpakai.
4.       Protein yang menyerupai kreatine, merupakan selubung tipis yang meliputi seluruh badan, kepala, dan ekor sperma. Protein ini banyak mempunyai ikatan dengan unsur zat tanduk yaitu S (Sulfur). Protein ini banyak terdapat di membran sel dan fibril-fibrilnya serta bertanggung jawab terhadap sifat elastisitas permukaan sel sperma itu.
5.       Enzim dan Co-Enzim, yang berguna untuk proses oksidasi, misalnya glikolisis. Sel sperma juga mengandung Hyluronidase yang letaknya dekat sekali dengan permukaan sel, sehingga setiap saat dapat dilepaskan ke medium sekitarnya.


      3.  Struktur sperma matang terdiri dari:

1.  Kepala
Pada bagian ini sperma mengandung suatu lapisan tipis sitoplasma dan sebuah inti berbentuk lonjong dan hampir mengisi seluruh bagian dari kepala sperma. Bagian depan disebut acrosom ( memiliki enzim hydrolytic yang terdiri dari acrosin dan hyaluronidase yang dibutuhkan saat fertilisasi ) dan bagian belakang dinamakan sentriol. Serta bagian ini juga mempunyai inti sel yang mempunyai arti penting dalam masalah reproduksi.
2.  Leher
Daerah ini merupakan bagian  penting yang  mengandung sentriol depan dan bagian depan filament poros. Leher yaitu untuk menghubungkan kepala dengan badan.

3.  Badan
Bagian badan dari sperma mengandung filament poros mitokondria dan sentriol belakang berbentuk cincin, sehingga sering disebut bagian badan ini sebagai tenaga pusat sperma karena mitokondria memiliki enzim yang menggerakkan asam trikakboksilat dan transport elektron serta fosfolirasi oksidatif, yang menghasilkan energi dalam bentuk ATP.

4.  Ekor
Ekor sperma memeiliki 2 bagian : bagian utama dan bagian ujung. Ekor ini mengandung banyak sekali filament poros/flagellum tetapi sedikit mengandung sitoplasma. Terdapat 2 sentriol terletak di bagian tengah dari fibril-fibril yang seperti silia tersebar dalam ekor dan dikelilingi oleh cincin yang terdiri dari 9 pasangan fibril perifer. Fibril ini berfungsi menimbulkan gerakan ekor sperma. Ekor berfungsi untuk mendorong spermatozoa masuk ke dalam vas deferen dan ductus ejakulotoris.

    
Struktur Sperma


     


    
      4. Jalur Sperma
Berikut adalah penjelasan mengenai jalur sperma yang telah matang. Dari testis kiri dan kanan, sperma bergerak ke dalam epididimis (suatu saluran berbentuk gulungan yang terletak di puncak testis menuju ke testis belakang bagian bawah) dan disimpan di dalam epididimis sampai saat terjadinya ejakulasi. Jadi epididimis ini agar sperma menjadi matang / mature sehingga siap bergerak ke vas deferens. Dari epididimis, sperma bergerak ke vas deferens dan duktus ejakulatorius. Di dalam duktus ejakulatorius, cairan yang dihasilkan oleh vesikula seminalis , kelenjar prostata dan bulbo uretra ditambahkan pada sperma sehinngga sperma dinamai dengan semen ( benih), yang kemudian mengalir menuju ke uretra dan dikeluarkan ketika ejakulasi.


      C.    Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Spermatogenesis

            Ada beberapa faktor yang mempengaruhi spermatogenesis yaitu:
1.      Peningkatan suhu di dalam testis akibat demam berkepanjangan atau akibat panas yang berlebihan bisa menyebabkan berkurangnya jumlah sperma, berkurangnya pergerakan sperma dan meningkatkan jumlah sperma yang abnormal di dalam semen. Pembentukan sperma yang paling efisien adalah pada suhu 33,5° (lebih rendah dari suhu tubuh). Testis bisa tetap berada pada suhu tersebut karena terletak di dalam skrotum (kantung zakar) yang berada diluar rongga tubuh.

2.      Faktor lain yang mempengaruhi jumlah sperma adalah pemakaian marijuana atau obat-obatan (misalnya simetidin, spironolakton dan nitrofurantoin).

3.      Penyakit serius pada testis atau penyumbatan atau tidak adanya vas deferens (kiri dan kanan) bisa menyebabkan azospermia (tidak terbentuk sperma sama sekali.

4.      Varikokel merupakan kelainan anatomis yang paling sering ditemukan pada kemandulan pria. Varikokel adalah varises (pelebaran vena) di dalam skrotum.Varikokel bisa menghalangi pengaliran darah dari testis dan mengurangi laju pembentukan sperma.

5.      Temperature, pada suhu panas metobolisme sperma naik, daya hidup sperma turun, jika suhu dingin kebalikannya.
6.      Ph
7.      Hormone, testosterone tinggi akan menurunkan metabolisme.
8.      Umur
9.      Berat badan
10.  Kesehatan
11.  Makanan
12.  Iklim
13.  Keturunan


      D.    Hormon yang berperan dalam proses pembentukan Spermatozoa
Proses pembentukan spermatozoa dipengaruhi oleh kerja beberapa hormon yang dihasilkan kelenjar hipofisis yaitu:
1.  LH (Luteinizing Hormone)
LH (Luteinizing Hormone) merupakan hormon yang merangsang sel Leydig untuk menghasilkan hormon testosteron. Pada masa pubertas, androgen / testosteron memacu tumbuhnya sifat kelamin sekunder.

2.  FSH (Folicle Stimulating Hormone)
FSH (Folicle Stimulating Hormone) merupakan hormon merangsang sel Sertoli untuk menghasilkan ABP (Androgen Binding Protein) yang akan memacu spermatogonium untuk memulai proses spermatogenesis. Proses pemasakan spermatosit menjadi spermatozoa disebut spermiogenesis. Spermiogenesis terjadi di dalam epididimis dan membutuhkan waktu selama 2 hari.
3.  Hormon Testosteron
Hormon testosteron (androgen)  merupakan hormon yang dihasilkan oleh testis Hormon ini berfungsi merangsang perkembangan organ Seks primer  pada saat embrio dan mendorong spermatogenesis. Selain itu, mempengaruhi perkembangan alat reproduksi dan ciri kelamin sekunder, seperti tumbuh bulu dan kumis, dan dada menjadi bidang.








BAB III
PENUTUP


KESIMPULAN

Adapun kesimpulan dari pembuatan makalah ini yaitu:
1.  Spermatogenesis adalah Proses pembentukan dan pemasakan spermatozoa.
2.  Spermatogenesis terjadi di tubulus seminiferus.
3.  Spermatogenesis mencakup pematangan sel epitel germinal melalui proses pembelahan dan diferensiasi sel, yang bertujuan untuk membentuk sperma fungsional.
4.  Struktur sperma matang terdiri dari : kepala, leher, badan, dan ekor
5.   Proses pembentukan spermatozoa dipengaruhi oleh kerja beberapa hormon yang dihasilkan kelenjar hipofisis yaitu:
a. LH (Luteinizing Hormone)
b. FSH (Folicle Stimulating Hormone)
c. Hormon Testosteron.
6.  Faktor yang mempengaruhi spermatogenis  yaitu: Suhu, pH, Hormone, Umur, Kesehatan, Iklim, Makanan, Keturunan, dll.






DAFTAR PUSTAKA

          Partodiharjo, Soebadi. 1987. Ilmu Reproduksi Hewan. Jakarta : Mutiara Sumber Widya.
          Toelihere, Mozes R. 1977. Fisiologi Reproduksi Hewan Ternak. Bandung: Angkasa. 
          Salisbury, G. W. dan Van Denmark, N. L. 1985. Fisiologi Reproduksi dan   Inseminasi  Buatan pada Sapi. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar