Senin, 24 April 2017

PENERAPAN TEORI OREM DALAM PRAKTIK KEBIDANAN



TUGAS
KONSEP KEBIDANAN
PENERAPAN TEORI OREM DALAM PRAKTIK KEBIDANAN
Dosen Pengampu: Tutik Astuti S.SiT.M.Kes
                               

          
   
          Disusun Oleh:  Kelompok 6 ( Enam )
                         Kelas:  B13.2
                    Anggota:   1. Yunian Sari                          (16140200)
                                       2. Hemmy Setya Jati               (16140128)
                                       3.  Katarina Devi                           (16140125)
                                       4. Nova klara Agata                (16140253)
                                       5. Fince Miru                            (16140229)
                                              6. Yohana Anggita Sd             (16140252)
                                      7. Salbina Sandiliniarti            (16140118)
                                      8. Yulia Yunara Seran              (16140210)
                                      9. Alvionita                                (16150145)
                                     10. Sania Sumtaki                     (16140274)
                                     11. Natalia Iche                         (16150146)
                                     12. Sri Wahyuni                         (16150148)
                                     13. Sofia Gusti Ayu                   (16140256)


UNIVERSITAS RESPATI YOGYAKARTA
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
PRODI  DIV BIDAN PENDIDIK
TA 2016/2017
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah tentang Teori Orem ini dengan baik meskipun banyak kekurangan didalamnya. Dan juga kami berterima kasih kepada Dosen Mata Kuliah Konsep Kebidanan yang telah memberikan tugas ini kepada kami.
            Kami sangat berharap makalah ini dapat menambah wawasan dan pengetahuan mengenai Teori Orem. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah yang telah kami buat di masa yang akan datang.
            Sekiranya hanya ini yang dapat kami sampaikan, kurang dan lebihnya mohon dimaafkan, akhir kata kami ucapkan Terimakasih.
           



Yogyakarta, 14 November 2016
                                                                                             Hormat kami,

                                                                                                           
Penyusun





DAFTAR ISI

COVER………………………………………………………………………               i
KATAPENGANTAR………………………………………………………            ..             ii
DAFTAR ISI…………………………………………………………………            iii
BAB I   : Pendahuluan
1.1 Latar Belakang……………………………………………………………             1
1.2 Tujuan…………………………………………………………………….             2
1.3 Manfaat…………………………………………………………………..              2

BAB II  : Pembahasan
2.1  Teori Dorothea E.Orem………………………………………………….              3
2.2 Langkah-langkah Proses Kebidanan menurut Orem…………………….              5
2.3 Aplikasi Teori Orem dalam contoh kasus Praktik Kebidanan………......               7
                                                                                                                        
BAB III:  Penutup
              3.1Kesimpulan …………………………………………………….               9
                 3.2 Saran………………………………………………………….               9
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………              10









BAB I
PENDAHULUAN

1.1    Latar belakang
Secara umum teori dan konsep adalah hal yang sangat berkaitan dengan perkembangan ilmu pengetahuan. Dalam pelayanan kebidanan, teori-teori yang digunakan dalam praktik kebidanan berasal dari konseptual model kebidanan. Teori atau konsep sejatinya adalah penjelasan dari suatu kejadian dan fenomena. Proses penjelasan ini memerlukan pemikiran yang dalam.
Konsep atau teori adalah gambaran tentang objek dari suatu kejadian atau objek yang digunakan oleh peneliti untuk menggambarkan fenomena sosial yang menarik perhatiannya.
Konseptual model merupakan gambaran abstrak suatu ide  yang menjadi dasar suatu disiplin ilmu. Konseptual model dapat memberikan gambaran abstrak atau ide yang mendasari disiplin ilmu dan kemudian diterapkan sesuai dengan bidang masing-masing.
Dari beberapa model konsep, salah satu diantaranya adalah model self care yang diperkenalkan oleh Dorothea E. Orem. Orem mengembangkan model konsep keperawatan ini pada awal tahun 1971 dimana dia mempublikasikannya dengan judul "Nursing Conceps of Practice Self Care".
Model ini pada awalnya berfokus pada individu, kemudian edisi kedua tahun 1980 dikembangkan pada multi person's unit (keluarga, kelompok dan komunitas) dan pada edisi ketiga sebagai lanjutan dari 3 hubungan konstruksi teori yang meliputi :
a. Teori self care
b. Teori self care deficit
c. Teori nursing system


1.2    Tujuan pembuatan makalah
     1.    Untuk mengetahui lebih dalam tentang Teori Ernestine Wiedenbach.
     2. Untuk memahami konsep-konsep model kebidanan menurut Teori Ernestine Wiedenbach.

1.3    Manfaat pembuatan makalah
1.   Mahasiswa mampu mengetahui dan menjelaskan tentang Teori Ernestine Wiedenbach.
2.      Mahasiswa mampu mengetahui tentang penjelasan konsep yang luas menurut Ernestine Wiedenbach.



















BAB II
PEMBAHASAN
2.1    Teori Dorothea E. Orem
A.    Teori Self-care
Teori ini mengemukakan bahwa setiap orang mempunyai kebutuhan untuk merawat dirinya sendiri dan berhak untuk memenuhi kebutuhannya sendiri kecuali jika tidak memungkinkan,orang yang biasa memenuhi kebutuhan self care sendiri di sebut Self Care Agent.sedangkan bagi bayi,anak,orang yang sakit berat atau tidak sadar,keluarga atau orang tua merupakan Dependent Care Agent.

Kebutuhan Self Care dibagi 3 kategori;
1.      Universal Self Care
Yaitu kebutuhan dasar manusia meliputi kebutuhan udara, air, makna, eliminasi, keseimbangna, aktifitas, dan istrahat.
2.      Development Self Care
Yaitu kebutuhan yang timbul menurut tahap perkembangan individu dan lingkungan dimana individu tersebut berada, sehingga kebutuhan ini di hubungkan dengan siklus kehidupan manusia.
3.      Health Deviation Self Care
Kebutuhan yang ada jika seseorang kesehatannya terganggu yang mengakibatkan perubahan perilaku self care.
           







B.     Teori Self-care Defisit
Bila individu mampu untuk memenuhi tuntutan self care maka kebutuhan untuk merawat diri sendiri akan terpenuhi, tetapi bila tuntutan lebih besar dari kemampuan maka akan terjadi ketidak seimbangan yang disebut self care defisit.

       C.  Theory Nursing System
Nursing system adalah bagian dari pertimbangan praktek keperawatan yang dilakukan oleh perawat berdasarkan koordinasi untuk mencapai kebutuhan perawatan diri (self-care demand) pasiennya dan untuk melindungi dan mengontrol latihan/pengembangan dari kemampuan perawatan diri pasien (self-care agency). (Orem, 2001)
  
Tujuan untuk memenuhi kebutuhan self care dapat dicapai dengan :
      1.      Menurunkan kebutuhan self care ke tahap dimana pasien dapat memenuhinya.
      2.      Meningkatkan kemampuan pasien untuk dapat memenuhi self care.
      3.      Mengijinkan keluarga atau orang lain untuk memberikan dependent care bila self care tidak memungkinkan.
      4.     Jika hal tersebut tidak dapat dilaksanakan maka bidan yang akan melaksanakannya bantuan yang dapat diberikan adalah berupa: berperan atau melakukan, mengajak, membimbing, mendukung dan menciptakan lingkungan yang menunjang tumbuh kembang.

Untuk dapat memberikan maka bidan harus memperhatikan  aspek penting yaitu:
      1.     Menjalin hubungan baik dengan pasien dan keluarga sampai kelompok tersebut mampu melaksanakan asuhan sendiri.
      2.     Menentukan bantuan yang dibutuhkan pasien.
      3.     Memberikan bantuan yang sesuai dengan kebutuhan pasien.
      4.     Merencanakan bantuan langsung bersama pasien dan keluarga.
      5.     Mengintergrasikan asuhan dengan kegiatan sehari hari pasien dan pelayanan kesehatan lainya sehingga untuk memberikan bantuan kepada pasien diperlukan pengetahuan tentang manusia, kebutuhan self care, self care defisit, dan menerapkan 5 teori bantuan.

Proses keperawatan berdasarkan self-care model. Definisi proses keperawatan menurut Orem:
       1.         Menentukan mengapa seseorang membutuhkah asuhan keperawatan.
       2.         Menentukan sistem bantuan keperawatan.
       3.         Merencanakan pelaksanaan bantuan keperawatan yang spesifik.
       4.         Memberikan dan mengevaluasi pelaksanaan bantuan keperawatan.

       2.2    Langkah-langkahProses Kebidanan menurut Orem
      1.      Pengkajian            
Tujuan: menentukan kebutuhan self care individu, mengidentifikasi apakah ada atau tidak ada self care deficit.
Perawat bekerjasama dengan pasien, keluarga dalam merencanakan strategi yang akan mengurangi/menghilangkandeficit yang ada dengan:
       a.         Mengurangi kebutuhan self-care.
       b.        Meningkatkan keseorangan pasien untuk memenuhi kebutuhan self-care.
       c.         Memperbolehkan keluarga satu orang lain memberikan dependent care.
       d.        Memenuhi langsung kebutuhan self-care.
       e.         Mengkoordinasikan dan mengintegrasikan asuhan keperawatan dengan kegiatan pasien sehari-hari, pelayanan kesehatan yang lain diperlukan/diterima dan pelayanan sosial dan pendidkan yang diperlukan/diterima.




Tiga kategori kebutuhan self-care dapat dipakai sebagai kerangka pengkajian :
      a.      Universal
Menggunakan observasi, pengukuran dan wawancara untuk mengidentifikasi pola normal kebutuhan pasien sehari-hari, mengidentifikasi dan menganalisa ketidakseorangan melakukan self-care.
      b.      Developmental
Mengidentifikasi perubahan gaya hidup pasien atau siklus kehidupan dan kebutuhan akan pengembangan yang timbul dari perubahan tersebut.
      c.      Health Deviation
      Pengaruh sakit atau penyakit terhadap atau observasi perilaku yang dapat mengarah pada penyakit. 

      2.       Perencanaan
       Setelah mengidentifikasi self-care deficit maka data ini dapat dipakai sebagai pemyataan masalah dalam rencana keperawatan. Kemudian perawat menentukan sistem keperawatan yang diperlukan: totally compensatory, partially compensatory atau educative or supportive serta tujuan yang telah ditentukan oleh perawat-pasien, untuk menghilangkan self-care deficit.

3.     Implementasi
Merupakan tindakan yang mengandung 5 bantuan yaitu melakukan, memberi penyuluhan, membimbing, mendukung dan menciptakan lingkungan yang menunjang tumbuh kembang. 

4.     Evaluasi
Evaluasi dilakukan terus menerus dengan membandingkan perilaku yang diharapkan dalam tujuan dengan hasil tindakan yang dilakukan.


2.3    Aplikasi Teori Orem  dalam Kasus Praktik Kebidanan
Ibu hamil dengan Diabetes Melitus menurut teori self-care Orem dipandang sebagai individu yang memiliki kemampuan untuk merawat dirinya sendiri untuk memenuhi kebutuhan hidup, memelihara kesehatan dan mencapai kesejahteraan.
Klien dengan Diabetes Mellitus dapat mencapai sejahtera/kesehatan yang optimal dengan mengetahui perawatan yang tepat sesuai dengan kondisi dirinya sendiri. Oleh karena itu, seorang bidan menurut teori self-care berperan sebagai pendukung/pendidik bagi klien secara terkontrol untuk tetap mempertahankan kemampuan optimalnya dalam mencapai sejahtera.
Kondisi klien yang dapat mempengaruhi self-care dapat berasal dari faktor internal dan eksternal, faktor internal meliputi usia, tinggi badan, berat badan, budaya/suku, status perkawinan, agama, pendidikan, dan pekerjaan. Adapun faktor luar meliputi dukungan keluarga dan budaya masyarakat dimana klien tinggal.
Klien dengan kondisi tersebut membutuhkan perawatan diri yang bersifat kontinum atau berkelanjutan. Adanya perawatan diri yang baik akan mencapai kondisi yang sejahtera, klien membutuhkan 3 kebutuhan selfcare berdasarkan teori Orem yaitu:
1.    Universal self care requisites (kebutuhan perawatan diri universal)
     Kebutuhan yang umumnya dibutuhkan oleh klien selama siklus hidupnya dalam mempertahankan kondisi yang seimbang/homeostasis yang meliputi kebutuhan udara, air, makanan, eliminasi, istirahat, dan interaksi sosial serta menghadapi resiko yang mengancam kehidupan. Pada klien bumil DM, kebutuhan tersebut mengalami perubahan yang dapat diminimalkan dengan melakukan selfcare antara lain melakukan latihan/olahraga, diet yang sesuai (menjaga pola makanan dan jenis makanan yang akan dikonsumsi) dan pemantauan kadar glukosa darah.
      2.   Development self care requisites (kebutuhan perawatan diri pengembangan)
     Klien  mengalami perubahan fungsi perkembangan yang berkaitan dengan fungsi perannya. Perubahan fisik pada klien dengan antara lain menimbulkan peningkatan dalam berkemih, rasa haus, selera makan, keletihan, kelemahan, luka pada kulit yang lama penyembuhannya, infeksi vagina, atau pandangan yang kabur (jika kadar glukosanya tinggi). 
      3.     Health deviation self care requisites (kebutuhan perawatan diri penyimpangan kesehatan)
      Kebutuhan yang berkaitan dengan adanya penyimpangan kesehatan seperti adanya sindrom hiperglikemik yang dapat menimbulkan kehilangan cairan dan elektrolit (dehidrasi), hipotensi, perubahan sensori, kejang-kejang, takhi kardi, dan hemiparesis. Pada klien terjadi ketidakseimbangan antara kebutuhan yang harus dipenuhi dengan kemampuan yang dimiliki. Klien akan mengalami penurunan pola makan dan adanya komplikasi yang dapat mengurangi keharmonisan pasangan (missal infeksi vagina dan bagian tubuh lainnya).
Ketidakseimbangan baik secara fisik maupun mental yang dialami oleh klien bumil dengan DM menurut Orem disebut dengan self-care deficit. Menurut Orem peran bidan dalam hal ini yaitu mengkaji klien sejauh mana klien mampu untuk merawat dirinya sendiri dan mengklasifikasikannya sesuai dengan klasifikasi kemampuan klien yang telah kami sebutkan sebelumnya.
Setelah mengkaji dan mendapatkan informasi yang lengkap barulah bidan mulai bekerja untuk mengembalikan kemampuan self-care klien secara optimal sesuai dengan kondisi aktual klien yang berhubungan dengan Diabetes Mellitus yang diderita oleh klien.









BAB III
PENUTUP

3.1    Kesimpulan
Dalam Dorothea E. Orem terdapat 3 konsep model asuhan kebidanan yaitu :
a. Teori self care
b. Teori self care deficit
c. Teori nursing system

Langkah-langkah Proses Kebidanan menurut Dorothea E. Orem yaitu :
       1.      Pengkajian
       2.      Perencanaan
       3.      Implementasi
       4.      Evaluasi

3.2    Saran
Demikianlah makalah ini kami buat dengan sebaik-baiknya, namun sebagai manusia penulis selalu tidak lepas dari kesalahan. Oleh karena itu, saran dan kritik yang membangun kami sangat diharapkan untuk menyempurnakan makalah ini, agar kami dapat memperbaiki pembuatan makalah kami diwaktu yang akan datang.









DAFTAR PUSTAKA

Estiwidani, Dwana, 2008. Konsep Kebidanan, Fitramaya, Yogyakarta
Marmi, S.ST., M.Kes, Margiyati, S.SiT., M.Kes, 2014. Konsep Kebidanan, Pustaka Pelajar, Yogyakarta

Tidak ada komentar:

Posting Komentar