LAPORAN
HASIL
WAWANCARA
Narasumber : MEI
MUHARTATI, S.Si.T., M.Kes
Disusunoleh : Kelompok 2
1. Yunian Sari 16140200
2. Rr. Asyifa
Arum Maharani 16150149
3. Nova Klara Agata 16140253
4. Selly Sofiana 16140246
5. Siti Nur Putri Astuti 16140243
6. Apliana 16150147
7. Reka Tri
Wahyuni 16140230
8. Yohana Anggita Djawamara 16140252
9. Sofia Gusti
Ayu 16140256
10. Hardiyanti
Fitrah Awaliyah 15150181
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
PRODI D-IV BIDAN PENDIDIK
UNIVERSITAS RESPATI YOGYAKARTA
TAHUN 2016/2017
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa
atas berkat dan rahmat-Nya akhirnya kami dapat menyelesaikan tugas laporan
wawancara dengan narasumber kami yaitu Bidan Istri Yulianti yang terambil dari
teori Konsep Kebidanan Baru. Tugas ini berisi tentang penjelasan dari
pengalaman yang diceritakan Bidan Istri. Banyak ilmu yang dapat kami serap dan
kami terapkan untuk kedepannya sehingga bisa menjadi bidan yang profesional .
Setelah membaca dan mempelajari tugas yang kami buat
ini, kami selaku penulis berharap agar pembaca dan penggunaannya mendapat
pengetahuan yang lebih baik, sebagaimana yang tertera dalam tujuan dibuatnya
tugas laporan wawancara ini.
Mengingat proses pembuatan tugas wawncara ini kami
rasa masih jauh dari kesempurnaan, maka kami selaku penulis membuka diri untuk
menima berbagai saran dan masukan sehingga tugas makalah ini menjadi sempurna
dan bermamfaat. Terima kasih.
Jogjakarta, 26 November 2016
Hormat kami
Kelompok 2
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR ....................................................................................
DAFTAR
ISI...................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
A.
LATAR
BELAKANG .................................................................
B. TUJUAN
....................................................................................
C.
MAMFAAT.................................................................................
BAB II TEORI
A.
FILOSOFI
BIDAN DAN KEBIDANAN ..............................................
B.
PROFESI DAN
PROFESIONAL ..........................................................
C. RUANG LINGKUP………………………..……………………..……
D MANAJEMEN KEBIDANAN……………………………………........
E. KONSEPTUAL MODEL ASUHAN KEBIDANAN……………….....
BAB III PEMBAHASAN
A. Hasil Wawancara…………………………………………………………
B. Hasil Observas……………………………………………………………
C. Perbandingan Antara teori dengan
Materi dari dosen…………………...
BAB IV
PENUTUP
A. KESIMPULAN........................................................................................
B. SARAN ...................................................................................................
DAFTAR
PUSTAKA ....................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A.
LATAR BELAKANG
Secara
popular seorang bekerja di bidang apapun sering diberi predikat professional.
Seorang pekerja professional dalam bahasa keseharian tersebut adalah seorang
pekerja yang terampil atau cakap dalam kerjanya. Dari berbagai pengertian
tentang bidan dapat diketahui bahwa bidan adalah profesi yang khusus,
dinyatakan dengan pengertian bidan adalah orang pertama yang melakukan
penyelamat kelahiran sehingga ibu dan bayinya lahir secara selamat. Untuk dapat
memahami arti dari profesionalisme bidan, terlebih dahulu untuk mengerti sarta
memahami falsafah kebidanan dan paradigm kebidanan itu sendiri. Karena
konsep-konsep kebidanan tersebut saling keterkaitan.
Maka dari
itu seorang bidan harus mampu menguasai konsep-konsep, terlebih pada falsafah,
karena itu semua yang akan menjadi dasar-dasar dalam praktek profesionalisme
bidan. Seorang bidan tidak hanya mahir dan cakap dalam praktiknya, namun
seorang bidan juga harus selalu up to date dengan ilmu-ilmu yang baru seperti
perubahan-perubahan cuci tangan yang efektif, langkah-langkah asuhan kebidanan.
Dan yang terpenting adalah falsafah serta konsep-konsep dalam ruang lingkup
kebidanan.
Maka dari
itu kami melakukan pembahasan tentang profesi dan profesionalisme bidan,
dilator belakangi karena masih kurangnya pemehaman para mahasiswa kebidanan
tentang hal ini, dan melakukan wawancara pada bidan praktiknya langsung agar
dapat di jadikan sebuah kaca perbandingan untuk melakukan praktik kedepannya.
B.
TUJUAN
1. Agar
mahasiswa mengetahui tentang profesi dan profesional bidan.
2. Agar
mahasiswa mengetahui pengalaman narasumber menjadi bidan.
3. Agar
mahasiswa mengetahui apakah narasumber memenuhi profesinya berdarkan kopentensi
bidan.
4. Agar
mahasiswa mengetahui prinsip pencegahan infeksi yang dilakukan oleh narasumber.
5. Agar
mahasiswa mengetahui tentang legalitas galau praktik.
C.
MAMFAAT
Kami banyak memperoleh mamfaat dari wawancara yang
kami lakukan dengan nara sumber yaitu Bidan Istri, karena berbagai pengalaman
yang telah ia alami berdasarkan yang diceritakannya menjadi ilmu kepada kami
untuk kedepannya bisa menjadi seorang bidan yang memiliki keterampilan dan
berkarakteristik dalam memberikan asuhan
kebidanan kepada masyarakat khususnya untuk ibu dan bayi.
BAB II
DASAR TEORI
A. FILOSOFI BIDAN DAN KEBIDANAN
Dalam
melakukan suatu tindakan akan sangat baik apabila seorang bidan didasarkan pada
nilai, norma, atura-aturan atau pedoman, maupun standar yang berlaku. Denga
demikian dalam memberikan pelayanan kebidanan sangatlah penting bagi seorang
bidan untuk mengetahui, memahami, mengaplikasikan, dan mendalami salah satu
disiplin ilmu lain yaitu filsafat. Karena bidan, filsafat, dan filosofi
kebidanan saling berkaitan dalam melakukan tugas-tugas keprofesiannya. Dalam
hal ini, filosofi didefinisikan sebagai studi tentang arti dan keprcayaan atau
pengetahuan manusia secara universal, yang dilakukan dengan memberikan
argumentasi atau logika berpikir yang tepat untuk memecahkan suatu
permasalahan. Filosofi merupakan pandangan hidup seseorang atau sekelompok
orang yang merupakan konsep dasar mengenai hidup yang dicita-citakan sehingga
sikap seseorang yang sadar dan dewasa dalam memikirkan segala sesuatu secara
mendalam serta menyeluruh dengan segala hubungan. Bidan, kebidanan, dan filosofi
merupakan sutu kesatuan yang mempunyai keterkaitan sangat erat karena memiliki
derajat tinggi terutama dalam aplikasi pemberian asuhan kebidanan. Dalam
filosofi ilmu kebidanan memiliki karekteristik yang mencakup universal,
generic, dan spesifik.
B. PROFESI DAN PROFESIONAL
Pelayanan
kebidanan adalah pelayanan profesional yang merupakan bagian integral dari
pelayanan kesehatan, yang diberikan kepada ibu dalam kurun waktu masa
reproduksi dan bayi baru lahir. Bidan adalah profesi yang khusus karena bidan
merupakan orang pertama yang melakukan penyelamatan kelahiran sehingga ibu dan
bayinya lahir dengan selamat. Seseorang bisa dikatakan profesional jika jenis
pekerjaan yang menuntut dan dapat dipenuhi lewat pembiasaan melakukan
keterampilan tertentu. Pekerja profesional memiliki ciri-ciri yaitu memerlukan
persiapan atau pendidikan yang khusus, memenuhi persyaratan yang ditetapkan
oleh pihak yang berwenang, dan jabatan tersebut mendapat pengakuan dari
masyarakat atau negara. Sehubungan dengan profesional bidan, perlu dibahas
bahwa bidan tergolong jabatan profesional karena sudah mencakup persyaratan
pekerja profesional.
C.
RUANG
LINGKUP
Dalam
menjalankan praktik asuhan kebidanan, bidan sangat rentan terhadap pelanggaran
hak asasi sehingga bidan harus memahami dengan benar akan ruang lingkup asuhan
kebidanan. Ruang lingkup yang dimaksud untuk menghindari adanya konflik dan
melindungi bidan dalam menjalankan praktik asuhan kebidanan sehingga sesuai
dengan kemampuan, berpedoman pada aturan-aturan, standar, atau prosedur yang
berlaku. Dalam aplikasinya, bidan mempunyai tanggung jawab secara moral yang
sangat besar dan mulia dalam membela, menjaga, memelihara, dan mendidik
perempuan selama siklus kehidupannya.
Adapun ruang lingkup asuhan kebidanan adalah sebagai berikut:
a.
Berfokus
kepada upaya promosi kesehatan dan preventif.
b.
Pertolongan
persalinan normal.
c. Deteksi dini
komplikasi pada ibu dan anak.
d. Melaksanakan
tindakan asuhan sesuai kewenangan atau bantuan apabila diperlukan.
e.
Melaksanakan
tindakan kegawatdaruratan yang dilanjutkan dengan upaya rujukan.
D. MANAJEMEN KEBIDANAN
Manajemen
kebidanan adalah pendekatan dan kerangka berpikir yang digunakan oleh bidan
dalam menerapkan metode pemecahan masalah secara sistematis mulai dari
pengumpulan data, analisis data, diagnosis kebidanan, perencanaan, pelaksanaan,
dan evaluasi. Manajemen kebidanaan merupakan suatu metode atau bentuk
pendekatan yang digunakan oleh bidan dalam memberikan asuhan kebidanan,
kemudian dapat menggambarkan alur pola berpikir dan bertindak dalam pengambilan
keputusan klinis untuk mengatasi masalah. Selain itu juga digunakan sebagai
metode untuk mengorganisasikan pikiran dan tindakan dengan urutan logis dan perilaku yang diharapkan dari pemberi
asuhan yang berdasarkan ilmiah, penemuan, dan keterampilan dalam tahapan yang
logis untuk pengambilan keputusan yang berfokus pada klien.
E. KONSEPTUAL MODEL ASUHAN KEBIDANAN
Konsep adalah penopang sebuah teori yang menjelaskan
tentang suatu teori yang dapat diuji melalui observasi atau penelitian. Model
adalah contoh atau peraga untuk menggambarkan sesuatu. Kebidanan adalah ilmu
yang terbentuk dari berbagai disipli ilmu yang terkait dengan pelayanan
kebidanan, pendeteksian keadaan abnormal pada ibu dan anak, melaksanakan
konseling dan pendidikan terhadap individu, keluarga, masyarakat. Model
kebidanan adalah suatu bentuk pedoman atau acuan yang merupakan kerangka kerja
seorang bidan dalam memberikan asuhan kebidanan. Sehingga konsep model asuhan
kebidanan dapat diartikan untuk memberikan suatu pelayanan kepada klien sesuai
kebutuhannya dan memberikan jawaban-jawaban atas pertanyaan yang meruapakan
praktik kebidanan.
BAB III
PEMBAHASAN
A. HASIL WAWANCARA
Narasumber : Mei
Muhartati, S.Si.T., M.Kes
Sebagai narasumber dari wawancara yang
kami lakukan pada hari Sabtu taggal
26-11-2016 Pukul 16:00 WIB adalah
seorang bidan yang bernama bidan Mei Muhartati yang membuka praktek di daerah jl.kledokan II D. 202 Catur Tunggal Depok Sleman
Yogyakarta.
Dari wawancara yang telah kami lakukan pada bidan Mei Muhartati dengan beberapa pertanyaan, maka kami
memperoleh hasil sebagai berikut.
NO.
|
PERTANYAAN
|
HASIL
WAWANCARA
|
1.
|
Ibu boleh cerita kepada kami mengenai pengalaman ibu
bidan sebagai bidan professional saat menghadapi kepanikan keluarga pasien
yang baru pertama kali mengantarkan pasien melahirkan?
|
Bidan harus tetap tenang dan tetap slalu memberi
motivasi baik kepada pasien maupun kepada keluarganya untuk slalu percaya
bahwa pasien dalam pengawasan bidan itu aman karena bidan selalu memantau
kehamilan dan bila ada hal-hal yang perlu penanganan khusus akan disampaikan
kepada keluarga dan keluarga harus selalu siap. serta bidan memberitahukan kepada
keluarga jangan ikut panik karena kepanikan itu akan tambah gawat.
|
2.
|
Bu, besok kalau kami sudah jadi bidan, apa tips yang
paling pokok supaya kami bisa menjadi seorang pendamping wanita yang baik
dalam hal kesehatan?
|
Pertama bidan harus memiliki pengetahuan, kita harus
menguasai materi seperti kehamilan, persalinan, nifas, intinya yang berkaitan
dengan ilmu kebidanan. Selanjutnya keterampilan karena sangat mendukung
keberhasilan kita dalam memberikan pelayanan kemudian pendidikan kesehatan
agar dapat membantu kebutuhan dari pasiennya. Kita jelaskan apa yang
dibutuhkan dan mengenal keadaan pasien baik itu tentang kehamilannya
selanjutnya bagaimana cara kita menginfokan tanda bahaya dan selalu
memberitahu pasien bahwa jika ada tanda-tanda bahaya harus kontak dengan
bidan.
|
3.
|
Bu, bagaimana cara supaya kami besok ketika sudah
menjadi bidan dapat mendukung peran orang tua?
|
Peran orangtua harus memotivasi kepada anaknya yang
sedang hamil untuk senantiasa kontrol, periksa, konsultasi kepada bidan
seperti kehamilan dan apa yang disampaikan bidan berupa nasehat itu harus
didukung dan ikut membantu memotivasi yang hamil atau bersalin. Nasehatnya
baik tentang makan yang bergizi, jaga kebersihan, dan senantiasa
pemeiksaannya selalu didukung.
|
4.
|
Bu, untuk contoh pendidikan kesehatan ke pasien itu
seperti apa ya bu yang sering ibu berikan kepada pasien?
|
Contoh kita ambil pada ibu hamil.
Yang pertama memeriksa seawal mungkin yaitu pada
saat dia terlambat haid karena untuk menjaga apabila pada kehamilan pertama
itu sangat berdampak pada ibu dan kehamilannya kemudian memeriksakan diri
secara teratur. Pemeriksaan kehamilan itu akan selalu ditimbang badannya
untuk mengetahui pertumbuhan janin. Bila badannya bertambah berarti janin
tumbuh dengan baik. Selama kehamilan pertambahan berat badan itu antara 9
bulan yaitu 7-14 hari merupakan normal. Pemeriksaan tekanan darah bertujuan
untuk mendeteksi apabila tekanan darah rendah berarti ibu sedang kekurangan
darah tetapi apabila tekanan darahnya tinggi itu bisa jadi karena penyakit
pada kehamilan mengalami preeklamsi. Bila diikuti kejang dianjurkan untuk
mendapatkan suntikan imunisasi untuk mencegah tetanus pada tubuh ibu.
Kemudian senantiasa menjaga kebersihan seputar alat genitalia supaya tidak
terjadi penyakit-penyakit kelamin. Selanjutnya senantiasa tidur dengan
teratur. Memberitahu makan selama kehamilan berlangsung dengan meningkatkan
frekuensi makan lebih banyak dari sebelumnya karena penambahan itu digunakan
untuk pertumbuhan janin didalam kandungan ataupun untuk meningkatkan produksi
ASI.
|
5.
|
Ibu, kasus-kasus yang seperti apa bu yang pernah ibu
konsultasilkan ke tenaga kesehatan yang lain?
|
Yang saya konsultasikan mengenai kelainan letak.
Kita berikan cara mengatasi yaitu dengan pertolongan sungsang, apabila tetap
sungsang ibu diminta untuk bersalin di dokter atau rumah sakit. Jika ditemui
pasien pendarahan atau pada saat selesai persalinan tidak ditemui pendarahan
atau hal-hal yang kita bisa atasi sendiri.
|
6.
|
Ibu, boleh berbagi pengalaman mengenai kasus yang
pernah ibu kolaborasikan dengan tenaga kesehatan yang lain?
|
Pada pasien yang hamil dulu kita berkolaborasi
dengan tenaga medis, dokter spesialis atau rumah sakit. Pada trimester 1 (1
kali), trimester 2 (1 kali), dan trimester 3 (1 kali). Bila sudah ada
tanda-tanda persalinan kita dapat berkolaborasi atau jika belu ada tanda
persalinan dapat berkolaborasi baik denga pusksamas berupa pemeiksaan gigi,
kesahatan seksual dan kesehatan bayi.
|
7.
|
Bu, bagaimana pengalaman ibu saat menghadapi kasus
gawat darurat?
|
Kita menangani sesuai kompetensi kita. Kita sudh
dibekali nantinya dengan pengetahuan dan keteramapilan untuk mengatasi
kegawatdaruratan stetrik obstetrik, maupun materi antenatal artinyakita bisa
mengatasi menyangkut kesehatan ibu secara darurat contohnya pendarahan yang
kemungkinan plasenta tidak lahir. Kita melakukan kompresif dibagian internal
maupun eksternal dan mengatasi kegawatdaruratan secra sungsang meskipun
melahirkan sungsang kita harus rujuk kerumah sakit apabila datang sudah
keluar atau mau lahir.
|
8.
|
Bu, apakah ibu dibantu oleh bidan yang lain? Ada
bebera bu?
|
Iya saya dibantu oleh 4 orang bidan.
|
9.
|
Bu, bagaimana dengan jenjang pendidikan yang pernah
ibu tempuh?
|
Ada 4 jenjang pendidikan rutin dari TK, SD, SMP
lancar sesuai dengan tahun yang ditempuh. Kemudian dulu diawali dengan SPK
lalu lanjut D1 bidan 1 tahun. Pada 2003 saya masuk D3 di Aisyah dan D4 di
Universitas Respati kemudian S2 di UNS.
|
10.
|
Sebelum bekerja disini, ibu dulu pernah bekerja
dimana bu?
|
Dulu saya sekolah di Bekesda SPK nya kemudia
langsung kerja perawat kemudian sekolah bidan disana dan masih kerja disana.
Baru 1991 SK PNS sudah jadi dan dikirm kesaya tahun 1997. April saya
mengundurkan diri dari rumah sakit Bekesda kemudian PNS langsung ditempatkan
di rumah sakit dan puskesmas selama kurang lebih 1-2 bulan kemudia saya lepas
dan masuk ke Puskesmas Prambanan kemudian ke Depok 2 sampai ke mansyur dan
sebelum pensiun saya mengajar di stikes Aisya yang sekarang menjadi Unisa.
|
11.
|
Pelayanan kesehatan apa saja yang dapat dilayani
disini bu?
|
Kita melayani ibu dan anak, KB Kespro sesuai siklus
kehidupan perempuan. Jadi, perempuan hamil mengandung anak sampai melahirkan,
nifas, dan memberi KB kemudian Lansia dan kesehatan reproduksi pranikah. Untuk
asuhan bayi baru lahir, imunisasi bayi sehat kemudian KB nya berupa IUD,
kondom, suntik dan implan.
|
12.
|
Bu, untuk system sterilitas di tempat ini bagaimana
ya bu?
|
Kita menggunakan sterilisator untuk merebus dan
mengukus dan juga kami punya alat sterilisasi lain untuk dipakai saat bakti
sosial tapi yang sering dipakai adalah sterilisator.
|
13.
|
Bagaimana pengelolaan sampah medis dan non medisnya?
|
Sampah kering, nonmedis biasa dibuang ditempat
sampah 3 hari sekali dibersihkan tapi untuk sampah mediskita bekerjasama
dengan Dini Melani di Condong Catur yang sudah bekerja dengan PT ARA yang menangani sampah dan ada tempat
sampah umum yang terkontaminasi.
|
14.
|
Bu, disini pelayanan kesehatan apa saja yang
diberikan pada balita?
|
Pelayanan imunisasi pada balita sehat. Pelayanan
balita sakit menggunakan BPJS senantiasa balita harus ditimbang dan di
periksa. Imunisasi harus selalu diukur panjang badan dan berat badan.
|
15.
|
Untuk pelayanan kesehatan pada remaja yang pernah
diberikan di tempat ini seperti apa ya bu contohnya?
|
Pada remaja biasanya pasien yang konsultasi tentang
menstruasi pertama atau menstruasi yang belum lancar dari awal kemudian juga
keluhan-keluhan keputihan.
|
16.
|
Dalam bentuk apa bu pelayanan kesehatan bagi wanita
hamil yang diberikan disini?
|
Pemeriksaan kehamilan sangat penting biasanya dengan
palpasi mulai dari inspeksi anamnesa dulu seputar kesehatan kemudian
melakukan pemeriksaan secara objektif dari melihat umur ibu, pemeriksaan head
to toe meliputi palpasi abdominal dan memberikan imunisasi, pemeriksaan lab
dan KB untuk mengetahui urine protein, urine HB dan HBs dan senam hamil lebih
optimal.
|
17.
|
Dalam bentuk apa bu pelayanan kesehatan bagi wanita
melahirkan yang diberikan disini?
|
Melakukan pemeriksaan umum kemudian pemeriksaan
didalam dan persiapan persalinan dan pertolongan persalinan.
|
18.
|
Dalam bentuk apa bu pelayanan kesehatan bagi wanita
nifas yang diberikan disini?
|
Pelayanannya pengembalian rahim yang dari waktu
kewaktu kemudian jahitan dan produksi ASI saat ada masalah pada payudaranya,
putingnya lecet dan memastikan ibu dapat menyusui dengan benar kemudian
memberikan informasi tentang gizi yang dibutuhkan dan cara menyusui secara
eksklusif serta memberikan konseling KB.
|
19.
|
Dalam bentuk apa bu pelayanan kesehatan bagi wanita
menyusui yang diberikan disini?
|
Ya sama saja dengan cara memberikan asuhan menyusui
atau konseling bagaimana cara yang benar saat masa menyusui pada bayinya.
Memberitahukan pentingnya menyusui secara eksklusif.
|
20.
|
Dalam bentuk apa bu pelayanan kesehatan bagi wanita
lanjut usia yang pernah diberikan disini?
|
Tentang tanda tanda ketuaan kemudian menganjurkan lansia untuk mengecek
kesehatan di puskesmas, atau Rumah sakit, karna sudah mulai masa
regenerasinsudah mulai menurun maka dianjurkan untuk cek darah secara rutin,
dan menganjurka lansia untuk ikut posyandu lansia setiap hari Selasa setiap
bulannya dan dilakukan secara rutin.
|
21.
|
Bu, boleh berbagi pengalaman ketika ibu menghadapi
kasus patologis?
|
Kasus patologis yang pernah
saya tangani:
Ada seorang ibuyang
mengandung datang, dia belum pernah
memeriksakan kandungannya disini sebelumnya karna rumahnya jauh di Bringharjo
sana, dia itu hamil dan suaminya itu
bekerja di AMPLAZ. Dia nyusul suaminya
karna perutnya sakit, suaminya bingung
kemudian dibawakannya kesini. Pada saat dipriksa ternyata sungsang dan
pembukaannya sudah lebar kemudian
pihak kami menjelaskan kepada ibu dan suami bahwa ini harus dibawa kerumah
sakit dan sebelumnya mereka tidak tau bahwa kelahiran ibu itu sungsang .
Karna kelahirannya sungsang kemudian saya memanggil Ambulans di Rumah sakit
terdekat. Sembari menunggu bidan sudah arus siap menangani kasus yang
patologis apabila dieteksi secara dini
harus di rujuk.Tetapi pada saat itu kontraksi ibunya kuat dan kemudian
bayinya keluar ditempat saya.Ibunya tidak ada pendarahan dan ambulans datang
ibunya sudah lahir dan sampai akhirnya tidak jadi di rujuk.
|
22.
|
Apakah asuhan yang diberikan ke pasien selalu sesuai
dengan yang direncanakan?
Bagaimana pengalaman ibu dalam menghadapi pasien dan
keluarga saat memberikan asuhan?
|
Rencananya sudah mempunyai prosedur tertentu tapi rencana itu tidak slalu
tetap dengan pelaksanaan dan kondisi dan mungkin saja prosesnya itu juga
membutukan penanganan yang cepat dan kadang kadamg tidak sesuai rencana. Dan
Prose yang normal itu sudah ada prosedurnya.
|
23.
|
Saat memberikan pelayanan kesehatan kepada pasien,
bagaimana cara ibu menjelaskan kepada pasien mengenai konsep sehat dan sakit?
|
Kita menjelaskan bhawa konsep sehat itu tidak hanya dari rohani dan
jasmani, sosial maupun spiritual akan tetapi juga mengenai fungsi yang baik
dari organ-organ yang ada dalam diri kita, kalu itu tentang organ reproduksi
berarti fungsi dari organ reproduksi itu juga harus sehat.
kemudian sakit adalah sesuatu yang dirasa tidak nyaman, yang ditandai
dengan ketidaknyamanan dan mungkin diikuti dengan meningkatnya suhu yang tinggi, perasaan sakit disalah
satu bagian, atau yang membuat organ organ tidak berfungsi dengan baik.
|
24.
|
Apakah pelayanan kesehatan ditempat ini mencakup
keseluruh baik pelayanan untuk ibu, keluarga maupun masyarakat? Boleh bu
berbagi pengalamannya?
|
Untuk keluarga kita berikan pada saat pemeriksaan, pelayanan KB
itu menyangkut dengan suami, pelayanan nifas kadang-kadang didapingi oleh
suami dan bayinya, itu kita berikan sesuai
yang dibutuhkan oleh keluarga. Dan untuk keluarga dan masyarakat juga kita
bisa lakukan dengan melalui penyuluhanmelalui Posyandu. Dan kadang kalo KADES
memutuhkan saya untuk penyuluhan baru saya lakukan perjanjian waktu.
|
25.
|
Bu, boleh berbagi tips kepada kami besok saat
menjadi bidan dapat memberikan pelayanan yang aman dan memuaskan kepada
pasien?
|
Bila mau jadi bidan
yang baik, kita harus persiapan bidan
sendiri, Pengetahuan, keterampilan harus dimiliki, kita harus mempunya surat ijin praktek untuk regalitas praktek supaya
kita aman dan yang kita layani juga aman, kita perlu mengikuti suatu
keahlian-keahlian keterampialn yang Update seperti CPU, Pelatihan KBN,
Pelatihan BPJD dan pelatihan penanganan bayi Asfeksi yang Update untuk
menjaga keamanan pelayanan,dan pelayanannya harus Ramah, sopan dan slalu
memperlakukan pasien secara seutuhnya.
|
26.
|
Bu, bagaimana
ya prosedur atau standart (SOP) di tempat ini dalam hal memberikan
pelayanan mandiri, kolaborasi, dan rujukan?
|
Standar SOPnya itu, salah satu contohnya IMC sudah saya buatkan SOP, ada
trimester 1, trimester 2, dan trimester 3, dimana disitu saat-saat surat
kolaborasi harus ada, SOPnya yang kalau normal itu ada prosedur dan alurnya
sendiri.
|
B. HASIL OBSERVASI
1. Observasi bidan saat menerima
pasien (senyum, sopan, santun, salam, sapa)
atau apabila
tidak ada pasien selama kunjungan
dapat dilihat dari bidan saat menerima mahasiswa saat mengambil data.
Hasil observasi: Bidan Mei teruji bersikap ramah (senyum,
sopan, santun, salam, sapa) terhadap mahasiswa saat mengambil data dan ibu Mei menerima kami dengan baik. Pada
saat kami selesai mewawancara dan mengobservasi di kliniknya kami berpamitan
kemudian kami mendokumentasi kegiatan tersebut.
Dan ketika pasien dating
bidan mei juga menyambut pasiennya dengan sangat baik, dan penuh senyum.
2. Observasi adanya poster
disekeliling tempat praktek tersebut.
Hasil
observasi : Terlihat ada beberapa poster di setap dinding tembok
klinik Ibu Mei, misalnya poster tentang
cara KB jangka pendek dan panjang, mencegah kematian ibu akibat kehamilan, cara
pemberian asi, menghadapi
kehamilan, menghadapi persalinan, menjadi ortu, kesehatan perempuan.
3. Observasi Di sekeliling ruang
praktik apakah ada poster tentang pencegahan infeksi.
Hasil
Observasi: Di ruang praktik Bidan Mei terdapat
poster tentang langkah-langkah mencuci tangan yang benar yang dimana poster
tersebut sebagai upaya yang dilakukan dalam pencegahan infeksi.
4. Observasi adanya rekam medik
(status pasien / buku register), adanya surat ijin praktik bidan.
Hasi
Observasi : Terdapat rekam medik (status pasien / buku register),
adanya surat ijin praktik bidan sesuai dengan apa yang di tunjukan oleh bidan
Mei.
5. Observasi kerapian bidan
Hasil
Observasi : Bidan Mei terlihat cukup rapi pada saat menyambut kami dengan pakaian
Gamis Panjangnya.
6. Observasi saat bidan
berkomunikasi dengan orang lain.
Hasil
Observasi : saat berkomunikasi dengan pasien atau pun asisten nya
bidan Mei hanya berbicara sepenting nya saja dan cuek dalam menyikapi pasien
atau pun pasien nya.
7. Observasi kebersihan lingkungan
setempat.
Hasil
observasi : Ruang praktik bidan Mei terlihat bersih, dan cukup
nyaman, terbukti saat
mengobservasi kami tidak melihat adanya sampah disekitar tempat prakteknya Dan
terdapat tong sampah di setiap sudut ruangan.
8. Observasi adanya surat ijin
praktik bidan.
Hasil Observasi
: Terlihat
ada surat ijin praktik bidan Mei yang terpampang di dinding ruangan nya.
9. Observasi adanya poster atau leaflet
yang terkait. Apabila tidak ada, dapat dintanyakan mengenai contoh promosi
kesehatan yang biasa dilakukan.
Hasil observasi: Terdapat poster tentang promosi yang biasa dilakukan oleh
bidan Mei Yaitu SENAM IBU HAMIL yang dipasang didinding ruang praktiknya.
10. Observasi adanya rekam medik dan
silahkan dicermati dan tanyakan mana yang merupakan data subyektif, data
obyektif, diagnosa, merumuskan masalah, kebutuhan, antisipasi, masalah
potensial, mana kasus yang membutuhkan rujukan atau kolaborasi dan bagaimana
penanganan awalnya.
Hasil observasi: Dari observasi lapangan yang
dilakukan di tempat praktek bidan Mey terdapat data subyektif, data
obyektif, diagnosa, merumuskan masalah, kebutuhan, antisipasi, masalah
potensial. Dan terdapat pula rekam medik mengenai kasus yang membutuhkan
rujukan atau kolaborasi dan cara penanganan awalnya.
11. Mengobservasi
adanya form informed consent (persetujuan pasien)
Hasil observasi : Dari hasil observasi yang kami
lakukan, terdapat banyak sekali form informed consent (persetujuan pasien) di
tempat praktek bidan Mei hal ini menunjukan bahwa Bidan Mei menghormati martabat manusia dan
penentuan pilihan sendiri tidak memaksakan kehendak terhadap pasien, serta
menghormati perbedaan budaya dan etnik. Form informed consent (persetujuan
pasien) yang disimpan lengkap dengan tanda-tangan pasien untuk keakuratan
persetujuan pasien tersebut.
C. Hasil diskusi kelompok perbandingan dengan teori yang sudah
diberikan dosen.
Dalam praktek lapangan wawancara dan observasi kepada Mey
Muhartati di BPM pada tanggal 26-11-2016 Pukul 16:00 WIB, kami menyimpulkan bahwa Bidan Mey sesuai dengan standart profesi bidan, begitu juga dengan upaya Bidan di pelayanan
kesehatan primer juga memenuhi standart profesi bidan, kode etik bidan, dan
sesuai dengan kewenangan seorang bidan.Terlihat dari ibu Mey menyambut kami,
cara dia berpakaian dengan rapi, sopan dan santun serta beliau berbahasa yang
ramah walaupun
pada saat menyikapi pertanyaan asistennya beliau agak sedikit cuek mungkin
karena faktor kelelahan.
Pendidikan yang di tempuh dan pengalaman bekerja
pun sesuai dengan profesinya sebagai bidan. Tindakan dan pelayanan yang
duberikan juga sesuai dengan kewenangan bidan. Begitu juga dengan lingkungan
sekitar tempat praktek terjaga bersih demi kenyamanan pasien saat mengunjungi
tempat prakteknya. Ruang lingkup pelayanan yang dilakukan ditempat prakteknya
pun bekerja dalam kemitraan dengan perempuan yang meliputi balita, remaja,
wanita hamil, wanita melahirkan, wanita nifas, wanita menyusui dan wanita
lanjut usia. Saat menghadapi kasus patologis, Bidan Mey juga menyesuaikan
kewenangannya sebagai bidan, apabila bukan kewenangannya lagi maka beliau
memindahkan asuhan ke pihak yang lebih berwenang.
Manajemen
kebidanan yang terdapat di tempat praktek Bidan Mey secara lengkap tersusun
rapi yang menunjukan bahwa dalam melaksanakan tindakan Bidan Mey tetap
berpegang teguh pada manajemen kebidanan. Model praktek kebidanan yang
digunakan oleh bidan Mey mulai dari mandiri, kolaborasi dan rujukan sesuai
dengan prosedur atau standar (SOP) dalam memberikan pelayanan
BAB IV
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Bidan adalah seorang yang telah menjalani program
pendidikan bidan yang diakui oleh Negara tempat ia tinggal dan telah berhasil
menyelesaikan studi yang terkait serta memenuhi persyaratan untuk memiliki izin
formal membuka praktek bidan. Bidan juga merupakan ujung tombak pelayanan
kesehatan masyarakat khususnya bagi kalangan ibu dan bayi serta ditempatkan di
wilayah desa-desa yang masih kurang pengetahuan tentang pentingnya kesehatan
bagi kehidupan mereka.
B. SARAN
Bagi organisasi kesehatan agar terus berupaya
mengembangkan pelayanan dan pengetahuan bagi semua bidan secara adil dan merata. Kemudian pemerintah
juga harus tetep mendukung profesi bidan dengan cara meningkatkan kwalitas SDM
bidan melalui penyediaan fasilitas pendidikan bagi bidan.
DAFTAR PUSTAKA
Estiwidani,dkk.2009.Konsep Kebidanan.Fitramaya: Yoyakarta
Yuslifah,Rita.2003.Konsep
Kebidanan.Jakarta : Salemba Medika
Tidak ada komentar:
Posting Komentar