TUGAS
KONSEP KEBIDANAN
PENERAPAN TEORI OREM DALAM PRAKTIK
KEBIDANAN
Dosen Pengampu: Tutik Astuti
S.SiT.M.Kes
Disusun
Oleh: Kelompok 6 ( Enam )
Kelas: B13.2
Anggota:
1. Yunian Sari (16140200)
2. Hemmy Setya Jati (16140128)
3. Katarina Devi (16140125)
4. Nova klara Agata (16140253)
5.
Fince Miru (16140229)
6. Yohana
Anggita Sd (16140252)
7.
Salbina Sandiliniarti (16140118)
8.
Yulia Yunara Seran (16140210)
9. Alvionita
(16150145)
10.
Sania Sumtaki (16140274)
11.
Natalia Iche (16150146)
12.
Sri Wahyuni (16150148)
13. Sofia Gusti Ayu (16140256)
UNIVERSITAS
RESPATI YOGYAKARTA
FAKULTAS
ILMU KESEHATAN
PRODI DIV BIDAN PENDIDIK
TA
2016/2017
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha
Esa karena dengan rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat
menyelesaikan makalah tentang Teori Orem ini dengan baik meskipun banyak
kekurangan didalamnya. Dan juga kami berterima kasih kepada Dosen Mata Kuliah
Konsep Kebidanan yang telah memberikan tugas ini kepada kami.
Kami sangat berharap makalah ini
dapat menambah wawasan dan pengetahuan mengenai Teori Orem. Kami juga menyadari
sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata
sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi
perbaikan makalah yang telah kami buat di masa yang akan datang.
Sekiranya hanya ini yang dapat kami
sampaikan, kurang dan lebihnya mohon dimaafkan, akhir kata kami ucapkan
Terimakasih.
Yogyakarta,
14 November 2016
Hormat kami,
Penyusun
DAFTAR ISI
COVER……………………………………………………………………… i
KATAPENGANTAR……………………………………………………… .. ii
DAFTAR ISI………………………………………………………………… iii
BAB I : Pendahuluan
1.1 Latar
Belakang…………………………………………………………… 1
1.2 Tujuan……………………………………………………………………. 2
1.3
Manfaat…………………………………………………………………..
2
BAB II : Pembahasan
2.1 Teori
Dorothea E.Orem………………………………………………….
3
2.2
Langkah-langkah Proses Kebidanan menurut Orem……………………. 5
2.3
Aplikasi Teori Orem dalam contoh kasus Praktik Kebidanan………...... 7
BAB III: Penutup
3.1Kesimpulan ……………………………………………………. 9
3.2 Saran………………………………………………………….
9
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………… 10
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Secara umum teori dan konsep adalah hal yang sangat
berkaitan dengan perkembangan ilmu pengetahuan. Dalam pelayanan kebidanan,
teori-teori yang digunakan dalam praktik kebidanan berasal dari konseptual
model kebidanan. Teori atau konsep sejatinya adalah penjelasan dari suatu
kejadian dan fenomena. Proses penjelasan ini memerlukan pemikiran yang dalam.
Konsep atau teori adalah gambaran tentang objek dari suatu
kejadian atau objek yang digunakan oleh peneliti untuk menggambarkan fenomena
sosial yang menarik perhatiannya.
Konseptual model merupakan gambaran abstrak suatu ide
yang menjadi dasar suatu disiplin ilmu. Konseptual model dapat memberikan
gambaran abstrak atau ide yang mendasari disiplin ilmu dan kemudian diterapkan
sesuai dengan bidang masing-masing.
Dari beberapa model konsep, salah satu diantaranya adalah
model self care yang diperkenalkan oleh Dorothea E. Orem. Orem mengembangkan
model konsep keperawatan ini pada awal tahun 1971 dimana dia mempublikasikannya
dengan judul "Nursing Conceps of Practice Self Care".
Model ini pada awalnya berfokus pada individu, kemudian
edisi kedua tahun 1980 dikembangkan pada multi person's unit (keluarga,
kelompok dan komunitas) dan pada edisi ketiga sebagai lanjutan dari 3 hubungan
konstruksi teori yang meliputi :
a.
Teori self care
b.
Teori self care deficit
c.
Teori nursing system
1.2 Tujuan pembuatan makalah
1. Untuk mengetahui lebih dalam tentang
Teori Ernestine Wiedenbach.
2. Untuk memahami konsep-konsep model kebidanan menurut Teori
Ernestine Wiedenbach.
1.3 Manfaat pembuatan makalah
1. Mahasiswa mampu mengetahui dan
menjelaskan tentang Teori Ernestine Wiedenbach.
2. Mahasiswa mampu mengetahui tentang
penjelasan konsep yang luas menurut Ernestine Wiedenbach.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Teori
Dorothea E. Orem
A. Teori Self-care
Teori ini mengemukakan bahwa setiap orang mempunyai
kebutuhan untuk merawat dirinya sendiri dan berhak untuk memenuhi kebutuhannya
sendiri kecuali jika tidak memungkinkan,orang yang biasa memenuhi kebutuhan
self care sendiri di sebut Self Care Agent.sedangkan bagi bayi,anak,orang yang
sakit berat atau tidak sadar,keluarga atau orang tua merupakan Dependent Care
Agent.
Kebutuhan Self Care dibagi 3
kategori;
1. Universal Self Care
Yaitu kebutuhan dasar manusia
meliputi kebutuhan udara, air, makna, eliminasi, keseimbangna, aktifitas, dan
istrahat.
2. Development Self Care
Yaitu
kebutuhan yang timbul menurut tahap perkembangan individu dan lingkungan dimana
individu tersebut berada, sehingga kebutuhan ini di hubungkan dengan siklus
kehidupan manusia.
3. Health Deviation Self Care
Kebutuhan
yang ada jika seseorang kesehatannya terganggu yang mengakibatkan perubahan
perilaku self care.
B. Teori
Self-care Defisit
Bila individu mampu untuk memenuhi tuntutan self care maka
kebutuhan untuk merawat diri sendiri akan terpenuhi, tetapi bila tuntutan lebih
besar dari kemampuan maka akan terjadi ketidak seimbangan yang disebut self
care defisit.
C. Theory Nursing System
Nursing system adalah bagian dari pertimbangan praktek keperawatan yang
dilakukan oleh perawat berdasarkan koordinasi untuk mencapai kebutuhan
perawatan diri (self-care demand) pasiennya dan untuk melindungi dan
mengontrol latihan/pengembangan dari kemampuan perawatan diri pasien (self-care
agency). (Orem, 2001)
Tujuan untuk memenuhi kebutuhan self
care dapat dicapai dengan :
1. Menurunkan kebutuhan self care ke
tahap dimana pasien dapat memenuhinya.
2. Meningkatkan kemampuan pasien untuk
dapat memenuhi self care.
3. Mengijinkan keluarga atau orang lain
untuk memberikan dependent care bila self care tidak memungkinkan.
4. Jika hal tersebut tidak dapat
dilaksanakan maka bidan yang akan melaksanakannya bantuan yang dapat diberikan
adalah berupa: berperan atau melakukan, mengajak, membimbing, mendukung dan
menciptakan lingkungan yang menunjang tumbuh kembang.
Untuk
dapat memberikan maka bidan harus memperhatikan
aspek penting yaitu:
1. Menjalin hubungan baik dengan pasien
dan keluarga sampai kelompok tersebut mampu melaksanakan asuhan sendiri.
2. Menentukan bantuan yang dibutuhkan
pasien.
3. Memberikan bantuan yang sesuai
dengan kebutuhan pasien.
4. Merencanakan bantuan langsung
bersama pasien dan keluarga.
5. Mengintergrasikan asuhan dengan
kegiatan sehari hari pasien dan pelayanan kesehatan lainya sehingga untuk
memberikan bantuan kepada pasien diperlukan pengetahuan tentang manusia,
kebutuhan self care, self care defisit, dan menerapkan 5 teori bantuan.
Proses
keperawatan berdasarkan self-care model. Definisi proses keperawatan menurut
Orem:
1.
Menentukan mengapa seseorang
membutuhkah asuhan keperawatan.
2.
Menentukan sistem bantuan keperawatan.
3.
Merencanakan pelaksanaan bantuan
keperawatan yang spesifik.
4.
Memberikan dan mengevaluasi
pelaksanaan bantuan keperawatan.
2.2 Langkah-langkahProses
Kebidanan menurut Orem
1. Pengkajian
Tujuan:
menentukan kebutuhan self care individu, mengidentifikasi apakah ada atau tidak
ada self care deficit.
Perawat
bekerjasama dengan pasien, keluarga dalam merencanakan strategi yang akan
mengurangi/menghilangkandeficit yang ada dengan:
a.
Mengurangi kebutuhan self-care.
b.
Meningkatkan keseorangan pasien
untuk memenuhi kebutuhan self-care.
c.
Memperbolehkan keluarga satu orang
lain memberikan dependent care.
d.
Memenuhi langsung kebutuhan self-care.
e.
Mengkoordinasikan dan
mengintegrasikan asuhan keperawatan dengan kegiatan pasien sehari-hari,
pelayanan kesehatan yang lain diperlukan/diterima dan pelayanan sosial dan
pendidkan yang diperlukan/diterima.
Tiga kategori kebutuhan self-care
dapat dipakai sebagai kerangka pengkajian :
a. Universal
Menggunakan
observasi, pengukuran dan wawancara untuk mengidentifikasi pola normal
kebutuhan pasien sehari-hari, mengidentifikasi dan menganalisa ketidakseorangan
melakukan self-care.
b. Developmental
Mengidentifikasi
perubahan gaya hidup pasien atau siklus kehidupan dan kebutuhan akan
pengembangan yang timbul dari perubahan tersebut.
c. Health
Deviation
Pengaruh sakit
atau penyakit terhadap atau observasi perilaku yang dapat mengarah pada
penyakit.
2.
Perencanaan
Setelah mengidentifikasi self-care
deficit maka data ini dapat dipakai sebagai pemyataan masalah dalam rencana
keperawatan. Kemudian perawat menentukan sistem keperawatan yang diperlukan:
totally compensatory, partially compensatory atau educative or supportive serta
tujuan yang telah ditentukan oleh perawat-pasien, untuk menghilangkan self-care
deficit.
3. Implementasi
Merupakan tindakan yang mengandung 5 bantuan yaitu melakukan, memberi penyuluhan, membimbing, mendukung dan menciptakan lingkungan yang menunjang tumbuh kembang.
Merupakan tindakan yang mengandung 5 bantuan yaitu melakukan, memberi penyuluhan, membimbing, mendukung dan menciptakan lingkungan yang menunjang tumbuh kembang.
4. Evaluasi
Evaluasi dilakukan terus menerus dengan membandingkan perilaku yang diharapkan dalam tujuan dengan hasil tindakan yang dilakukan.
Evaluasi dilakukan terus menerus dengan membandingkan perilaku yang diharapkan dalam tujuan dengan hasil tindakan yang dilakukan.
2.3 Aplikasi
Teori Orem dalam Kasus Praktik Kebidanan
Ibu hamil dengan Diabetes Melitus menurut teori self-care Orem dipandang sebagai
individu yang memiliki kemampuan untuk merawat dirinya sendiri untuk memenuhi
kebutuhan hidup, memelihara kesehatan dan mencapai kesejahteraan.
Klien dengan Diabetes Mellitus dapat mencapai
sejahtera/kesehatan yang optimal dengan mengetahui perawatan yang tepat sesuai
dengan kondisi dirinya sendiri. Oleh karena itu, seorang bidan menurut teori self-care berperan sebagai
pendukung/pendidik bagi klien secara terkontrol untuk tetap mempertahankan
kemampuan optimalnya dalam mencapai sejahtera.
Kondisi klien yang dapat mempengaruhi self-care dapat berasal dari faktor
internal dan eksternal, faktor internal meliputi usia, tinggi badan, berat
badan, budaya/suku, status perkawinan, agama, pendidikan, dan pekerjaan. Adapun
faktor luar meliputi dukungan keluarga dan budaya masyarakat dimana klien
tinggal.
Klien dengan kondisi tersebut membutuhkan perawatan diri
yang bersifat kontinum atau berkelanjutan. Adanya perawatan diri yang baik akan
mencapai kondisi yang sejahtera, klien membutuhkan 3 kebutuhan selfcare
berdasarkan teori Orem yaitu:
1. Universal self care requisites (kebutuhan perawatan diri
universal)
Kebutuhan yang umumnya dibutuhkan oleh
klien selama siklus hidupnya dalam mempertahankan kondisi yang
seimbang/homeostasis yang meliputi kebutuhan udara, air, makanan, eliminasi,
istirahat, dan interaksi sosial serta menghadapi resiko yang mengancam
kehidupan. Pada klien bumil DM, kebutuhan tersebut mengalami perubahan yang
dapat diminimalkan dengan melakukan selfcare antara lain melakukan
latihan/olahraga, diet yang sesuai (menjaga pola makanan dan jenis makanan yang
akan dikonsumsi) dan pemantauan kadar glukosa darah.
2. Development self care requisites
(kebutuhan perawatan diri pengembangan)
Klien
mengalami perubahan fungsi perkembangan yang berkaitan dengan fungsi
perannya. Perubahan fisik pada klien dengan antara lain menimbulkan peningkatan
dalam berkemih, rasa haus, selera makan, keletihan, kelemahan, luka pada kulit
yang lama penyembuhannya, infeksi vagina, atau pandangan yang kabur (jika kadar
glukosanya tinggi).
3. Health deviation self care
requisites (kebutuhan perawatan diri penyimpangan kesehatan)
Kebutuhan yang berkaitan dengan adanya
penyimpangan kesehatan seperti adanya sindrom hiperglikemik yang dapat
menimbulkan kehilangan cairan dan elektrolit (dehidrasi), hipotensi, perubahan
sensori, kejang-kejang, takhi kardi, dan hemiparesis. Pada klien terjadi
ketidakseimbangan antara kebutuhan yang harus dipenuhi dengan kemampuan yang dimiliki.
Klien akan mengalami penurunan pola makan dan adanya komplikasi yang dapat
mengurangi keharmonisan pasangan (missal infeksi vagina dan bagian tubuh
lainnya).
Ketidakseimbangan baik secara fisik maupun mental yang
dialami oleh klien bumil dengan DM menurut Orem disebut dengan self-care deficit. Menurut
Orem peran bidan dalam hal ini yaitu mengkaji klien sejauh mana klien mampu
untuk merawat dirinya sendiri dan mengklasifikasikannya sesuai dengan
klasifikasi kemampuan klien yang telah kami sebutkan sebelumnya.
Setelah mengkaji dan mendapatkan informasi yang lengkap
barulah bidan mulai bekerja untuk mengembalikan kemampuan self-care klien
secara optimal sesuai dengan kondisi aktual klien yang berhubungan dengan
Diabetes Mellitus yang diderita oleh klien.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dalam
Dorothea E. Orem terdapat 3 konsep model asuhan kebidanan yaitu :
a. Teori self care
b. Teori self care deficit
c. Teori nursing system
Langkah-langkah Proses Kebidanan
menurut Dorothea E. Orem yaitu :
1. Pengkajian
2. Perencanaan
3. Implementasi
4. Evaluasi
3.2 Saran
Demikianlah makalah ini kami buat dengan sebaik-baiknya,
namun sebagai manusia penulis selalu tidak lepas dari kesalahan. Oleh karena itu,
saran dan kritik yang membangun kami sangat diharapkan untuk menyempurnakan
makalah ini, agar kami dapat memperbaiki pembuatan makalah kami diwaktu yang
akan datang.
DAFTAR PUSTAKA
Estiwidani,
Dwana, 2008. Konsep Kebidanan, Fitramaya, Yogyakarta
Marmi,
S.ST., M.Kes, Margiyati, S.SiT., M.Kes, 2014. Konsep Kebidanan, Pustaka Pelajar, Yogyakarta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar