MAKALAH
BIOLOGI
DASAR DAN BIOLOGI PERKEMBANGAN
“PROSES SPERMATOGENESIS”
DOSEN
PEMBIMBING:
DISUSUN
OLEH: kelompok 6
ANGGOTA:
Yunian Sari (16140200)
Eka Putri Ayu (16140198)
Ria Abdah Sari (16140207)
Yulia Yunara Seran (16140210)
PRODI D.IV BIDAN PENDIDIK
FAKULTAS
ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS RESPATI
YOGYAKARTA
TAHUN PELAJARAN 2016/2017
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat allah SWT atas
limpahan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan pembuatan
makalah dasar-dasar reproduksi yang berjudul Spermatogenesis.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih
jauh dari kesempurnaan, baik dari segi bentuk maupun isinya, untuk itu penulis
mengharapkan saran dan kritikan dari semua pihak yang sifatnya membangun.
Pada kesempatan ini, Penulis mengucapkan banyak terima
kasih kepada bu Sri selaku dosen mata kuliah dasar-dasar reproduksi yang
selalu membantu penulis dalam melakukan kegiatan perkuliahan di kampus.
Akhirnya, tiada kata yang paling berkesan selain
mengharapkan agar kiranya makalah dasar-dasar reproduksi ini dapat bermanfaat
bagi semua pihak, baik di masa sekarang maupun masa yang akan datang.
Yogyakarta,
6 November 2016
Penulis
DAFTAR ISI
Cover
KATA PENGANTAR……………………………………………………… ii
DAFTAR ISI………………………………………………………………... iii
BAB I. PENDAHULUAN
Latar Belakang ……………………………………………………………... 4
Tujuan………………………………………………………………………. 5
Rumusan Masalah………………………………………………………….. 5
BAB II. PEMBAHASAN
A.
Pengertian
Spermatogenesis………………………………………. 6
B.
Tahap
Tahapan Spermatogenesis………………………………… 7
C.
Faktor
Faktor yang Mempengaruhi Spermatogenesis…………... 10
D.
Hormon
Hormon Yang Mempengaruhi Spermatogenesis………. 11
BAB III. PENUTUP
Keimpulan…………………………………………………………………... 12
DAFTAR PUSTAKA……………….……………………………………… 13
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Spermatogenesis adalah proses dimana spermatogonia berkembang menjadi spermatosit,
tahap masak dari spermatosit yang akan menghasilkan spermatid dengan
jumlah kromosom berkurang (haploid), spermiogenesis merupakan
proses transformasi dari spermatid menjadi spermatozoa.
Spermatogenesis dimulai
dengan pertumbuhan spermatogonium menjadi
sel-sel yang lebih besaryang
kemudian disebut sebagai spermatosit primer. Sel-sel
ini membelah (pertama secara mitosis) menjadi
dua spermatosit sekunder yang sama besar, yang kemudian mengalami pembelahan meiosis menjadi
empat spermatid yang sama besar
pula. Spermatid ini yaitu sebuah sel
bundar dengan sejumlah besar protoplasma, yang
merupakan gamet dewasa dengan jumlah kromosom haploid.
Beberapa tipe sel dalam tahap perubahan bentuk telah
ditentukan menjadi sebuah daur perubahan sel. Sebanyak 14 tahap perubahan sel
telah diketahui pada beberapa spesies, dimana hanya terdapat 6 tahap yang
diketahui pada manusia. Pada sapi, sebanyak 12 tahap perubahan telah
dijelaskan. Tahap spermiogenesis digunakan untuk mengklasifikasikan beberapa
tahap daur.
Waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan sebuah
daur ephitelium seminiferous bergantung pada masing-masing spesies.
Lamanya waktu yang diperlukan adalah 9 hari pada babi, 10 hari pada kambing, 12
hari pada kuda, dan 14 hari pada sapi. Perjalanan spermatozoa melewati
epididimis tergantung pada tempat kontraksi dinding saluran. Spermatozoa
diangkut melalui epididimis dalam waktu kira-kira 7 hari pada sapi.
Waktu transit sperma mungkin berkurang 10-20% seiring
meningkatnya frekuensi ejakulasi. Bagian utama tempat penyimpanan sperma
pada organ reproduksi jantan berada pada ekor epididimis, dimana ekor
epididimis mengandung 70% dari jumlah total spermatozoa, sebaliknya vas
deferens hanya mengandung 2%
B. TUJUAN
1. Mengetahui pengertian Spermatogenesis
2. Mengetahui tahap –
tahapan dari pembentukan Spermatogenesis
3. Mengetahui faktor – faktor yang mempengaruhi
spermatogenesis
4. Mengetahui Hormon yang berperan dalm proses pembentukan
spermatozoa
5. Mengetahui bentuk sperma.
C. RUMUSAN
MASALAH
1. Apa Yang dimaksud dengan Spermatogenesis ?
2. Bagaimana tahap – tahapan dari pembentukan
Spermatogenesis ?
3. Apa Saja faktor – faktor yang mempengaruhi
spermatogenesis ?
4. Apa Saja Hormon yang berperan dalm proses pembentukan
spermatozoa ?
5. Bagaimana bentuk sperma ?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Spermatogenesis
Spermatogenesis adalah proses pembentukan dan pemasakan
spermatozoa. Spermatogenesis terjadi di tubulus seminiferus. Peralihan dari
bakal sel kelamin yang aktif membelah ke sperma yang masak serta mengalami
berbagai macam perubahan struktur yang berlangsung secara berurutan.
Spermatogenesis berlangsung pada tubulus seminiferus dan diatur oleh hormone
gonadtotropin dan testosterone.
Spermatogenesis terjadi di testis, didalam testis terdapat
tubulus seminiferus. Dinding tubulus seminiferus terdiri dari jaringan epitel
dan jaringan ikat, pada jaringan epithelium terdapat sel–sel spermatogonia dan
sel sertoli yang berfungsi memberi nutrisi pada spermatozoa. Selain itu pada
tubulus seminiferus terdapat pula sel leydig yang mensekresikan hormone
testosterone yang berperan pada proses spermatogenesis.
Spermatogenesis mencakup pematangan sel epitel germinal
melalui proses pembelahan dan diferensiasi sel, yang bertujuan untuk membentuk
sperma fungsional. Pematangan sel terjadi di tubulus seminiferus yang kemudian disimpan
di epididimis. Dinding tubulus seminiferus tersusun dari jaringan ikat dan
jaringan epitelium germinal (jaringan epitelium benih) yang berfungsi pada saat
spermatogenesis. Pintalan-pintalan tubulus seminiferus terdapat di dalam
ruang-ruang testis (lobulus testis). Satu testis umumnya mengandung sekitar 250
lobulus testis. Tubulus seminiferus terdiri dari sejumlah besar sel epitel
germinal (sel epitel benih) yang disebut spermatogonia. Spermatogonia terletak
di antara dua sampai tiga lapisan luar sel-sel epitel tubulus
seminiferus. Spermatogonia terus-menerus membelah untuk memperbanyak diri,
sebagian dari spermatogonia berdiferensiasi melalui tahap-tahap perkembangan
tertentu untuk membentuk sperma.
Pada tubulus seminiferus terdapat sel-sel induk spermatozoa
atau spermatogonium, sel Sertoli, dan sel Leydig. Sel Sertoli berfungsi memberi
makan spermatozoa sedangkan sel Leydig yang terdapat di antara tubulus
seminiferus berfungsi menghasilkan testosteron.
B. Tahap
– Tahapan Spermatogenesis
Pada
testis, spermatogenesis terjadi di tubulus seminiferus.
1. Tahapan
spermatogenesis:
a. Pada
dinding tubulus seminiferus telah ada calon sperma (spermatogonium /
spermatogonia) yang berjumlah ribuan.
b. Setiap spermatogonia melakukan pembelahan
mitosis kemudian mengakhiri sel somatisnya membentuk spermatosit primer yang
siap miosis.
c. Spermatosit primer (2n) melakukan pembelahan
meiosis pertama membentuk 2 spermatosit sekunder (n).
d. Tiap
spermatosit sekunder melakukan pembelahan meiosis kedua, menghasilkan 2
spermatid yang bersifat haploid (n).
e. Keempat
spermatid ini berkembang menjadi sperma matang yang bersifat haploid yang semua
fungsional.
f. Sperma
yang matang akan menuju epididimis , kemudian ke vas deferens- vesicula
seminalis - uretra dan berakhir dengan ejakulasi.
Proses Spermatogenensis
2. Sperma
1.
Deoxyribonucleoprotein,
terdapat pada nucleus yang merupakan kepala dari sperma. Terbentuk oleh RNA
yang terikat oeh protein.
2.
Muco-polysakarida, senyawa ini
terikat pada molekul-molekul protein yang terdapat di acrosome. Polysakarida
yang terdapat pada acrosome ini mengandung 4 macam gula, yaitu fucose,
galactose, mannose, hexosaminase. Keempat gula terikat dalam protein sehingga
memberi reaksi pada zat warna asam yaitu Periodic Acid Schiff (PAS).
3.
Plasmalogen, nama lainnya
adalah lemak aldehydrogen yang terdapat pada bagian leher, badan, dan ekor
sperma. Merupakan bahan yang dipakai sperma untuk respirasi endogen, jadi
plasmalogen merupakn sumber energy endogen, yang akan dipergunakan apabila
semua zat lain habis terpakai.
4.
Protein yang menyerupai
kreatine, merupakan selubung tipis yang meliputi seluruh badan, kepala, dan
ekor sperma. Protein ini banyak mempunyai ikatan dengan unsur zat tanduk yaitu
S (Sulfur). Protein ini banyak terdapat di membran sel dan fibril-fibrilnya
serta bertanggung jawab terhadap sifat elastisitas permukaan sel sperma itu.
5.
Enzim dan Co-Enzim, yang
berguna untuk proses oksidasi, misalnya glikolisis. Sel sperma juga mengandung
Hyluronidase yang letaknya dekat sekali dengan permukaan sel, sehingga setiap
saat dapat dilepaskan ke medium sekitarnya.
3. Struktur
sperma matang terdiri dari:
1. Kepala
Pada bagian ini sperma mengandung suatu lapisan tipis
sitoplasma dan sebuah inti berbentuk lonjong dan hampir mengisi seluruh bagian
dari kepala sperma. Bagian depan disebut acrosom ( memiliki enzim
hydrolytic yang terdiri dari acrosin dan hyaluronidase yang dibutuhkan saat
fertilisasi ) dan bagian belakang dinamakan sentriol. Serta bagian ini juga
mempunyai inti sel yang mempunyai arti penting dalam masalah reproduksi.
2. Leher
Daerah ini merupakan bagian penting yang
mengandung sentriol depan dan bagian depan filament poros. Leher yaitu
untuk menghubungkan kepala dengan badan.
3. Badan
Bagian badan dari sperma mengandung filament poros
mitokondria dan sentriol belakang berbentuk cincin, sehingga sering disebut
bagian badan ini sebagai tenaga pusat sperma karena mitokondria memiliki enzim
yang menggerakkan asam trikakboksilat dan transport elektron serta fosfolirasi
oksidatif, yang menghasilkan energi dalam bentuk ATP.
4.
Ekor
Ekor sperma memeiliki 2 bagian : bagian utama dan bagian
ujung. Ekor ini mengandung banyak sekali filament poros/flagellum tetapi
sedikit mengandung sitoplasma. Terdapat 2 sentriol terletak di bagian tengah
dari fibril-fibril yang seperti silia tersebar dalam ekor dan dikelilingi oleh
cincin yang terdiri dari 9 pasangan fibril perifer. Fibril ini berfungsi
menimbulkan gerakan ekor sperma. Ekor berfungsi untuk mendorong spermatozoa
masuk ke dalam vas deferen dan ductus ejakulotoris.
Struktur
Sperma
4. Jalur Sperma
Berikut adalah penjelasan mengenai jalur sperma yang telah
matang. Dari testis kiri dan kanan, sperma bergerak ke dalam epididimis (suatu
saluran berbentuk gulungan yang terletak di puncak testis menuju ke testis
belakang bagian bawah) dan disimpan di dalam epididimis sampai saat terjadinya
ejakulasi. Jadi epididimis ini agar sperma menjadi matang / mature sehingga
siap bergerak ke vas deferens. Dari epididimis, sperma bergerak ke vas deferens
dan duktus ejakulatorius. Di dalam duktus ejakulatorius, cairan yang dihasilkan
oleh vesikula seminalis , kelenjar prostata dan bulbo uretra ditambahkan pada
sperma sehinngga sperma dinamai dengan semen ( benih), yang kemudian mengalir
menuju ke uretra dan dikeluarkan ketika ejakulasi.
C. Faktor – Faktor yang Mempengaruhi
Spermatogenesis
Ada beberapa faktor yang
mempengaruhi spermatogenesis yaitu:
1.
Peningkatan suhu di dalam testis
akibat demam berkepanjangan atau akibat panas yang berlebihan bisa menyebabkan
berkurangnya jumlah sperma, berkurangnya pergerakan sperma dan meningkatkan
jumlah sperma yang abnormal di dalam semen. Pembentukan sperma yang paling
efisien adalah pada suhu 33,5° (lebih rendah dari suhu tubuh). Testis bisa
tetap berada pada suhu tersebut karena terletak di dalam skrotum (kantung
zakar) yang berada diluar rongga tubuh.
2.
Faktor lain yang mempengaruhi jumlah
sperma adalah pemakaian marijuana atau obat-obatan (misalnya simetidin,
spironolakton dan nitrofurantoin).
3.
Penyakit serius pada testis atau
penyumbatan atau tidak adanya vas deferens (kiri dan kanan) bisa menyebabkan
azospermia (tidak terbentuk sperma sama sekali.
4.
Varikokel merupakan kelainan
anatomis yang paling sering ditemukan pada kemandulan pria. Varikokel adalah
varises (pelebaran vena) di dalam skrotum.Varikokel bisa menghalangi pengaliran
darah dari testis dan mengurangi laju pembentukan sperma.
5.
Temperature, pada suhu panas
metobolisme sperma naik, daya hidup sperma turun, jika suhu dingin kebalikannya.
6.
Ph
7.
Hormone, testosterone tinggi akan
menurunkan metabolisme.
8.
Umur
9.
Berat badan
10.
Kesehatan
11.
Makanan
12.
Iklim
13.
Keturunan
D. Hormon yang berperan dalam proses
pembentukan Spermatozoa
Proses pembentukan spermatozoa dipengaruhi oleh kerja beberapa
hormon yang dihasilkan kelenjar hipofisis yaitu:
1. LH
(Luteinizing Hormone)
LH (Luteinizing Hormone) merupakan hormon yang merangsang
sel Leydig untuk menghasilkan hormon testosteron. Pada masa pubertas, androgen
/ testosteron memacu tumbuhnya sifat kelamin sekunder.
2. FSH
(Folicle Stimulating Hormone)
FSH (Folicle Stimulating Hormone) merupakan hormon
merangsang sel Sertoli untuk menghasilkan ABP (Androgen Binding Protein) yang
akan memacu spermatogonium untuk memulai proses spermatogenesis. Proses
pemasakan spermatosit menjadi spermatozoa disebut spermiogenesis.
Spermiogenesis terjadi di dalam epididimis dan membutuhkan waktu selama 2 hari.
3. Hormon
Testosteron
Hormon testosteron (androgen) merupakan hormon yang
dihasilkan oleh testis Hormon ini berfungsi merangsang perkembangan organ Seks
primer pada saat embrio dan mendorong spermatogenesis. Selain itu,
mempengaruhi perkembangan alat reproduksi dan ciri kelamin sekunder, seperti
tumbuh bulu dan kumis, dan dada menjadi bidang.
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Adapun kesimpulan dari pembuatan makalah ini yaitu:
1. Spermatogenesis adalah
Proses pembentukan dan pemasakan spermatozoa.
2.
Spermatogenesis terjadi di tubulus seminiferus.
3.
Spermatogenesis mencakup pematangan sel epitel germinal melalui proses
pembelahan dan diferensiasi sel, yang bertujuan untuk membentuk sperma
fungsional.
4.
Struktur sperma matang terdiri dari : kepala, leher, badan, dan ekor
5. Proses pembentukan spermatozoa dipengaruhi
oleh kerja beberapa hormon yang dihasilkan kelenjar hipofisis yaitu:
a. LH (Luteinizing Hormone)
b. FSH (Folicle Stimulating Hormone)
c. Hormon Testosteron.
6. Faktor yang mempengaruhi spermatogenis
yaitu: Suhu, pH, Hormone, Umur, Kesehatan, Iklim, Makanan, Keturunan, dll.
DAFTAR PUSTAKA
Partodiharjo, Soebadi. 1987. Ilmu Reproduksi Hewan. Jakarta
: Mutiara Sumber Widya.
Toelihere,
Mozes R. 1977. Fisiologi Reproduksi Hewan Ternak. Bandung:
Angkasa.
Salisbury,
G. W. dan Van Denmark, N. L. 1985. Fisiologi Reproduksi dan Inseminasi
Buatan pada Sapi. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar